KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencetak kinerja yang solid pada semester pertama, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) optimistis bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja hingga tutup tahun 2022. Direktur MEDC Amri Siahaan membeberkan faktor utama pendorong kinerja Medco Energi di tahun ini. Di samping kenaikan harga komoditas dan lonjakan permintaan, integrasi Blok Corridor yang berjalan sesuai rencana memberikan dorongan kuat bagi performa perusahaan. "Permintaan lebih baik, khususnya setelah pandemi. Ternyata respons pasar terhadap kebutuhan gas memang lebih tinggi, sehingga kami bisa menjual lebih banyak," terang Amri dalam public expose yang digelar Rabu (14/9).
Baca Juga: Kinerja Emiten Migas Ngegas di Semester I-2022, Mana yang Menarik? Adapun pada periode enam bulan 2022, MEDC membukukan pendapatan sebesar US$ 1,14 miliar. Melesat 80,32% dari semester pertama 2021 yang senilai US$ 636,29 juta. Seiring lonjakan pendapatan, laba bersih MEDC meroket 480% secara tahunan dari US$ 46,48 juta menjadi US$ 270 juta pada semester pertama 2022. Meski tidak membeberkan secara rinci, tapi Amri optimistis momentum pertumbuhan kinerja bisa terjaga sampai akhir tahun. Apalagi dengan produksi gas pertama dari lapangan Hiu di South Natuna Sea Block B yang akan membantu kontribusi produksi gas mulai semester kedua ini. MEDC pun telah mengerek target produksi minyak dan gas ke level 155 milion barrel oil of equivalent per day. Dengan tetap menjaga biaya tunai per unit di bawah US$ 10 per barel oil equivalent. "Kami harapkan kondisi market tetap baik di paruh kedua ini, sehingga kinerja peseroan juga dapat dipertahankan," imbuh Amri. Di sektor ketenagalistrikan, MEDC terus menggenjot sejumlah proyek. Pada semester pertama, MEDC telah mengoperasikan IPP Riau 275 Megawatt (MW) dan Sumbawa Solar PV 26 MWpeak. Saat ini MEDC melanjutkan pengembangan Solar PV Bali berkapasitas 5 x 25 MWp dan Geotermal Ijen 30 MW yang diperkirakan memperoleh Final Investment Decision (FID) pada Kuartal IV-2022. Dividen dan Utang Di sisi lain, pembayaan dividen dan penurunan leverage restricted group yang didanai melalui kas, menjadi salah satu target MEDC. Mengenai dividen, tahun ini MEDC telah menebar dua kali kepada para pemegang sahamnya. Meliputi dividen senilai US$ 35 juta dari tahun buku 2021 yang telah dibagikan pada 26 Agustus. Kemudian dividen interim senilai US$ 25 juta yang telah direalisasikan apda 8 September 2022. MEDC juga memiliki panduan untuk membagikan dividen sebesar Rp 15 - Rp 20 per saham setiap tahunnya. "Arahan dividen perseroan untuk ke depannya adalah Rp 15 - Rp 20 per lembar saham," imbuh Amri. Adapun pada semester pertama lalu, MEDC telah melunasi hutang sejumlah US$ 208 juta terkait akusisi Corridor. Secara konsolidasi, posisi utang MEDC berada di kisaran US$ 3,2 miliar. "Penurunan tingkat utang sudah sesuai dengan strategi perseroan. Kami akan terus melakukan penurunan tingkat utang, ini sudah sejalan," tandas Amri.
Baca Juga: Masih Menggantung, Mengapa Medco (MEDC) Tak Kunjung Bawa Amman Mineral Gelar IPO? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat