Medco Energi (MEDC) Manfaatkan Penuh Energi Bersih di Tambang Amman Mineral pada 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana untuk memanfaatkan sepenuhnya energi bersih di tambang PT Amman Mineral pada 2025. Mereka akan menggantikan batubara dan diesel ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti gas, surya, dan angin. 

Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menyatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan sejumlah pembangkit listrik hijau seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). 

Hilmi menceritakan, saat ini, Medco sedang mengembangkan PLTB di Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumbawa di mana proses yang berjalan saat ini ialah mengkaji kecepatan angin dengan monitor. 


Baca Juga: Bos Medco Energi Pastikan Listrik PLTS Pulau Bulan Tetap Bisa Diekspor ke Singapura

Dalam catatan Kontan.co.id, proyek PLTB Medco ini mendapatkan dukungan dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) berupa hibah kepada Medco Power untuk studi kelayakan pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu berkapasitas 111-Megawatt (MW). 

Selain itu, MEDC juga tengah mengembangkan pembangkit listrik energi terbarukan lain, seperti PLTS dan PLTP. 

“Untuk geothermal kita kerjakan pembangunan di Ijen, mustinya total kapasitas 110 MW tetapi kita lakukan tahap pertama 40 MW. Kedua kita bangun PLTS di Bali baru mulai 50 MW,” ujarnya saat ditemui di ICE BSD, Rabu (12/7). 

Hilmi menyatakan, pengembangan sejumlah pembangkit hijau untuk menggantikan sumber energi fosil yang saat ini masih dimanfaatkan di area tambang Perusahaan, salah satunya di PT Amman Mineral. 

“Jadi nanti pada 2025 semua coal dan diesel di Amman Mineral sudah di-decommission sukarela dan digantikan gas plus energi terbarukan yakni matahari dan angin,” ujarnya. 

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Tergelincir Penurunan Harga Minyak

Menurutnya biaya operasional pemanfaatan energi hijau relatif tidak lebih mahal dibandingkan energi fosil. Hilmi bilang, investasi atau belanja modal yang disiapkan di awal memang terlihat besar, tetapi secara jangka panjang sumber energi berkelanjutan ini akan lebih efisien. 

Dia mencontohkan, investasi turbin angin memang besar, tetapi angin sebagai sumber energi didapatkan Perusahaan secara gratis. “Jadi mungkin capex tinggi dulu, setelah beberapa tahun akan turun jauh sekali dan dalam jangka panjang bisa berjalan,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi