Medco Energi (MEDC) merugi US$ 189 juta sepanjang 2020, ini sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan kerugian bersih senilai US$ 188,97 juta sepanjang 2020. Nilai ini membengkak dari kerugian pada tahun 2019 yang hanya US$ 38,76 juta.

Naiknya kerugian emiten minyak dan gas (migas) ini tidak terlepas dari penurunan pendapatan. MEDC membukukan pendapatan senilai US$ 1,09 miliar, turun 20,5% dari pendapatan di 2019 yang mencapai US$ 1,37 miliar.

“Rendahnya permintaan energi akibat pandemi telah berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan tahun lalu,” terang Roberto Lorato, CEO Medco Energi, Senin (31/5).


Roberto menjabarkan, harga minyak pada tahun 2020 sebesar US$40,3 per barel, menurun 36% dari tahun 2019 sebesar US$ 62,5 per barel. Harga gas juga menurun 23% menjadi US$ 5,2 per million british thermal units (mmbtu) dari sebelumnya sebesar US$ 6,7 per mmbtu pada tahun 2019.

Baca Juga: Ada Potensi Cuan dari Supercycle Komoditas, Saham MEDC, ANTM, dan INCO Makin Menarik

Meskipun sepanjang 2020 MEDC mencatat kerugian bersih, MEDC melaporkan laba bersih sebesar US$ 9 juta di periode kuartal keempat tahun 2020 sebelum penurunan nilai dan seiring pulihnya harga minyak.

 
MEDC Chart by TradingView

Anak usaha MEDC, yakni  Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), melaporkan keuntungan sebesar US$ 25 juta dengan bijih produktif dari pengembangan Tahap 7, didukung oleh kenaikan harga tembaga dan emas.

Di segmen migas, MEDC mencatatkan produksi migas sebesar  100 Million Barrel Oil Per Equivalen Per Day (mboepd), yang merupakan dampak dari permintaan gas yang rendah. Permintaan gas berangsur pulih pada tahun 2021 namun masih di bawah normal saat sebelum pandemi.

Di segmen energi melalui Medco Power, MEDC mencatatkan penjualan ketenagalistrikan sebesar 2.639 gigawat (GWh), dimana sebanyak 31% nya berasal dari sumber energi terbarukan.

Adapun sumur eksplorasi di Ijen, Jawa Timur, telah menemukan reservoir uap dan pekerjaan sedang dilakukan untuk membuktikan kelayakan komersial fasilitas geotermal yang baru.

Medco Power juga telah membentuk Aliansi Strategis dengan Kansai Electric Power Company untuk mengoperasikan dan mengembangkan fasilitas Independent Power Producer (IPP) gas.

Baca Juga: Bakal disokong Amman Mineral, simak rekomendasi saham Medco Energi (MEDC)

Sedangkan  pembangunan combined-cycle power plant (CCPP) gas Riau sebesar 275 megawatt (MW) mencapai 97% dengan target operasi komersial pada kuartal keempat tahun 2021. Konstruksi fasilitas solar PV berdaya 26 MWp di Sumbawa sedang berlangsung dengan target penyelesaian pada kuartal pertama tahun 2022.

Untuk segmen tambang mineral, AMNT mulai mengakses bijih produktif dari tahap tujuh, dan telah memproduksi 294 juta pond (Mlbs) tembaga dan 132 kilo oz (Koz) emas dari bijih tambang dan pengolahan stockpile di 2020.

Adapun AMNT memperoleh perpanjangan izin ekspor selama satu tahun sebesar 579.444 wet metric ton (wmt) dan pengembangan Tahap 8 saat ini sedang berjalan.

"Dengan selesainya aliansi Kansai Electric, keberhasilan eksplorasi, dan AMNT kembali menghasilkan keuntungan, sangat membanggakan melihat Medco Energi melewati masa yang sulit ini dan bangkit menjadi Perusahaan yang lebih kuat,” terang Hilmim Panigoro, Presiden Direktur Medco Energi Internasional.

Selanjutnya: Harga minyak lanjutkan pelemahan, lonjakan kasus Covid-19 di Asia jadi katalis utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi