KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) punya sejumlah proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bakal fokus dikembangkan dalam lima tahun mendatang. Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro mengungkapkan, untuk pengembangan EBT ke depannya Medco bakal berfokus pada energi surya dan geothermal. "Dalam lima tahun ini
at least ada dua proyek besar yang kita kerjakan, satu yang di Pulau Bulan untuk ekspor ke Singapura dan di Bali ada (PLTS) 50 MW," ujar Hilmi dalam gelaran The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021, Selasa (22/11).
Adapun, proyek di Pulau Bulan dilakukan melalui anak usahanya, PT Medco Power yang bekerjasama dengan Konsorsium PacificLight Power Pte Ltd (PLP) dan Gallant Venture Ltd untuk ekspor listrik berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke Singapura.
Baca Juga: Sampai semester I, Medco (MEDC) baru serap 6,5% alokasi belanja modal tahun ini Proyek ini memiliki kapasitas 670 MWp sebagai tahap awal, yang akan menyediakan listrik yang setara dengan 100 MW nonintermittent ke Singapura. Hilmi mengungkapkan, investasi untuk proyek ini berkisar sekitar US$ 800 juta termasuk dengan teknologi baterai untuk PLTS. Tak hanya itu, sejumlah proyek lain juga bakal dikembangkan yakni konstruksi Solar PV di operasi tambang Sumbawa berkapsitas 26 MWp. Proyek ini diperkirakan rampung pada Maret 2022 mendatang.
Kemudian, pengeboran sumur panas bumi keenam oleh Medco Power untuk PLTP Blawan Ijen. Pengeboran ini diharapkan bisa menghasilkan energi listrik 110 MW. "Mungkin total (investasi) sekitar US$ 1,3 miliar
in the next five years yang sudah di atas kertas sekarang ini sedang dikerjakan," jelas Hilmi. Hilmi melanjutkan, untuk jangka panjang ada sejumlah program yang juga terus dilakukan perusahaan demi mengurangi emisi gas rumah kaca di lingkup perusahaan. Selain mulai menggantikan kendaraan operasional perusahaan dari semula berbasis bahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik, Medco juga mulai mengoptimalkan pemanfaatan energi bersih untuk operasional tambang. "Semua energi (di tambang) kita datang dari PLTU, dan kita sudah buat rencana konversi menjadi LNG to Power. Kita akan
early decomission PLTU (390 MW)," pungkas Hilmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .