JAKARTA. PT Medco E & P Indonesia berencana menjadi perusahaan penghasil gas ketimbang minyak bumi. Pada 2013 mendatang, Medco berharap produksinya bisa mencapai 350 mmcfd. Sebagian perbandingan, saat ini, produksi gas Medco sebesar 150 mmscfd dan produksi minyak sebesar 28.000 barel perhari (bph). "Ke depannya akan lebih mudah untuk mencari gas ketimbang minyak. Karena sumber-sumber minyak sangat sulit untuk dijangkau. Dan aset-aset kita banyak yang harus sudah dikembalikan ke negara," kata Presiden Direktur Medco E & F Budi, Jumat (12/11).Sementara itu, Direktur Produksi PT Medco Energi Internasional, Lukman Mahfoedz menyatakan sejauh ini untuk proyek-proyek Medco yang berlokasi di Libya dan Tunisia berhasil sesuai dengan jadwal. Untuk di Libya, Lukman mengharapkan pada akhir tahun ini bisa memperoleh ijin komersial sehingga tahun depan sudah masuk dalam tahap pengembangan. "Libya, kami anggarkan US$ 78 juta tetapi realisasinya hanya sebesar US$ 60 juta. Sehingga, kami under budget tapi onshcedule," jelas Lukman.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Medco ingin lebih menjadi perusahaan gas
JAKARTA. PT Medco E & P Indonesia berencana menjadi perusahaan penghasil gas ketimbang minyak bumi. Pada 2013 mendatang, Medco berharap produksinya bisa mencapai 350 mmcfd. Sebagian perbandingan, saat ini, produksi gas Medco sebesar 150 mmscfd dan produksi minyak sebesar 28.000 barel perhari (bph). "Ke depannya akan lebih mudah untuk mencari gas ketimbang minyak. Karena sumber-sumber minyak sangat sulit untuk dijangkau. Dan aset-aset kita banyak yang harus sudah dikembalikan ke negara," kata Presiden Direktur Medco E & F Budi, Jumat (12/11).Sementara itu, Direktur Produksi PT Medco Energi Internasional, Lukman Mahfoedz menyatakan sejauh ini untuk proyek-proyek Medco yang berlokasi di Libya dan Tunisia berhasil sesuai dengan jadwal. Untuk di Libya, Lukman mengharapkan pada akhir tahun ini bisa memperoleh ijin komersial sehingga tahun depan sudah masuk dalam tahap pengembangan. "Libya, kami anggarkan US$ 78 juta tetapi realisasinya hanya sebesar US$ 60 juta. Sehingga, kami under budget tapi onshcedule," jelas Lukman.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News