Medco kembali kelola Blok Rimau setelah tahun 2023



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Melalui PT Medco E&P Rimau, Medco kembali kelola Wilayah Kerja (WK) Rimau untuk 20 tahun ke depan. Kontrak bagi hasil atas WK tersebut berlaku efektif setelah terminasi pada 23 April 2023 nanti.

Dalam perpanjangan kontrak tersebut, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, Medco beralih ke skema gross split dengan porsi kepemilikan saham PT Medco E&P Rimau sebesar 95% dan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi sebesar 5%. Arcandra berharap, Medco bisa meningkatkan produksi dan bisa mencari tambahan cadangan.

"Medco akan mulai 23 April 2023. Kita berharap dari sekarang sampai berakhirnya kontrak, komitmen kerja pasti yang telah mereka komit bisa digunakan untuk meningkatkan produksi atau mencari tambahan cadangan," kata Arcandra selepas penandatanganan perpanjangan kontrak di kantor Kementerian ESDM, Kamis (14/2).


Arcandra mengungkapkan, pada tahun 2018, rata-rata produksi minyak di Blok Rumai mencapai 8.200 barel per hari dan gas sebesar 3,68 juta standar kaki kubik per hari (MMFCD).

Adapun, perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar US$ 41,33 juta dan Bonus Tanda Tangan sebesar US$ 4 juta. Sementara Partisipasi Interes yang dimiliki oleh PT Medco E&P Rimau termasuk Partisipasi Interes 5% yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumatera Selatan sehingga Partisipasi Interest BUMD menjadi 10%.

Arcandra berpesan supaay Medco bisa menjaga dan meningkatkan laju produksi di WK Rimau, serta melaksanakan komitmen-komitmen yang tertuang dalam Kontrak termasuk KKP lima tahun pertama dan meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan minyak dan gas bumi. "Pemerintah berharap kurva penurunan produksi itu bisa ditahan, atau positifnya nanti bisa ditingkatkan lagi," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Operasi Medco Ronald Gunawan mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga produksi agar tidak terjadi penurunan. "Nanti kita lihat sama SKK Migas. Prinsipnya kan produksi jangan sampai terjadi decline, maka akan kita atur programnya yang sudah disetujui," ungkap Ronald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini