JAKARTA. Harga dan permintaan energi alternatif masih belum stabil. Kondisi ini mendorong PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali fokus pada sumber energi konvensional, yakni minyak dan gas (migas). MEDC akan segera melepas hak partisipasi (participating interest) blok produksi gas metana batubara atau coal bed methane (CBM) satu per satu. "CBM itu low priority, kami akan fokus pada energi konvensional," ujar Ronald Gunawan, Direktur Operasi MEDC akhir pekan lalu (18/6). MEDC punya tiga blok produksi CBM, yakni Blok Sekayu, Blok Lematang dan Blok Muralim, yang seluruhnya berada di Sumatra Selatan. Salah satu blok yang paling terlihat skema pelepasannya adalah Blok Lematang. Di blok ini, MEDC memiliki kepemilikan 80%, PT Saka Energi sebesar 5% dan PT Methanindo Energi Reseources 15%.
Medco melepas aset CBM secara bertahap
JAKARTA. Harga dan permintaan energi alternatif masih belum stabil. Kondisi ini mendorong PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali fokus pada sumber energi konvensional, yakni minyak dan gas (migas). MEDC akan segera melepas hak partisipasi (participating interest) blok produksi gas metana batubara atau coal bed methane (CBM) satu per satu. "CBM itu low priority, kami akan fokus pada energi konvensional," ujar Ronald Gunawan, Direktur Operasi MEDC akhir pekan lalu (18/6). MEDC punya tiga blok produksi CBM, yakni Blok Sekayu, Blok Lematang dan Blok Muralim, yang seluruhnya berada di Sumatra Selatan. Salah satu blok yang paling terlihat skema pelepasannya adalah Blok Lematang. Di blok ini, MEDC memiliki kepemilikan 80%, PT Saka Energi sebesar 5% dan PT Methanindo Energi Reseources 15%.