JAKARTA. Kelompok bisnis Medco siap ekspansi tahun depan. Perusahaan milik keluarga Panigoro ini akan membelanjakan dana US$ 1,174 miliar untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya di tahun 2012. Lukman Mahfoedz, Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) menjelaskan, anggaran itu terbagi untuk biaya operasional US$ 818 juta dan belanja modal US$ 356 juta. "Belanja modal itu untuk pengembangan proyek utama kami," tanda Lukman, saat
public expose, Kamis (15/12). Proyek itu antara lain: pengembangan lapangan untuk menambah cadangan minyak dan gas sekitar 100
million barrels of oil equivalent (mmboe). "Untuk produksi, target kami adalah 57.000 barel," ujar Lukman. Target produksi itu tidak jauh berbeda dengan realisasi tahun ini.
Selain mengandalkan sumur yang ada, Medco bakal mendapatkan tambahan produksi dari lapangan Sembakung sebesar 400 barel per hari. Selain itu, Medco juga akan mengebor sumur baru sebanyak 29 titik. Itu terdiri dari 20 sumur produksi dan sembilan sumur eksplorasi. Selain itu, ada 30 sumur minyak di Oman dan dua sumur di Amerika Serikat (AS). Medco juga akan melanjutkan eksplorasi di Libia. Frila Berlini Yaman, Direktur Operasi Medco, berkata, Medco sudah mengeksplorasi sebanyak 20 sumur. "18 di antaranya ada minyak," ujar Frila. Mulai tahun depan, Medco juga merambah bisnis baru, yakni batubara. Tambang batubara berlokasi di Nunukan, Kalimantan Timur. "Mulai Februari 2012 sudah beroperasi dengan kapasitas 8.500 metrik ton per bulan, kemudian akan diperbesar menjadi 45.000 metrik ton pada Juni 2012," jelas Lukman. Medco juga ingin memperbanyak proyek pembangkit listrik. Salah satunya untuk membiayai proyek pembangkit listrik geothermal Sarulla senilai US$ 1,2 miliar di Sumatra. "Selain itu, kami juga ingin mengembangkan pembangkit listrik tenaga air," kata Lukman. Lukman bilang, potensi bisnis listrik di Indonesia sangat besar. Soalnya, rasio elektrifikasi Indonesia masih 70%. Saat ini, Medco sudah mengoperasikan pembangkit listrik Tanjung Jati B berkapasitas 2x660 megawatt (MW). Kemudian, di Batam 275 MW serta beberapa pembangkit di Sumatra. Manajemen berharap, dana belanja itu bisa mendukung peningkatan laba pada tahun depan. Sayangnya, manajemen bungkam soal ini. Namun, sumber KONTAN di perusahaan itu bilang, target laba bersih tahun depan mencapai US$ 60 juta. Lepas saham baru
Salah satu sumber anggaran belanja Medco Grup itu berasal dari hasil penjualan saham anak usahanya, yakni PT Medco Power Indonesia. Medco menjual saham baru (
right issue) ke Saratoga Capital. "Kami melepas sebanyak 51% saham baru," jelas Lukman. Lukman tetap tutup mulut soal harga dan hasil penjualan saham itu. Namun, dokumen perusahaan yang dipegang
Reuters, menyatakan penjualan saham baru itu menghasilkan dana US$ 112 juta. "Nilainya sudah beredar di koran-koran, ya itu tidak salah," kata Lukman. Dokumen itu juga menyatakan, Saratoga bukan satu-satunya pembeli. Perusahaan itu telah membentuk konsorsium bersama International Finance Corporation (IFC), unit usaha Bank Dunia. IFC telah menginvestasikan US$ 25 juta dalam konsorsium itu. "Kami belum bisa bicara banyak soal ini, karena besok (Jumat ini),
closing dan
deal-nya," jelas Lukman. n n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: