Medco siap tambah suplai gas dari Blok Simenggari



JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk bakal menambah pasokan gas dari Blok Simenggaris di Kalimantan Timur untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di wilayah itu. Gas Medco akan mengalir mulai tahun 2016 dalam bentuk gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

Imron Gazali, Corporate Secretary Medco Energi, memaparkan, pasokan gas yang akan mengalir kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu mencapai 25 juta kaki kubik per hari (mmscfd). "Proyek gas Simenggaris sudah selesai dan kami siap memasok gas ke pasar domestik," ungkap dia, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Medco telah melepas hak kepemilikan atau participating interest (PI) di Blok Bengkanai PSC di Kalimantan Tengah sebesar 15% dan ditukar guling dengan saham milik Salamander Energy Plc pada dua blok di Kalimantan Timur, yakni Simenggaris PSC sebesar 21% dan Bengara-1 PSC sebesar 41,7%.


Kini, porsi saham di Blok Simenggaris adalah PT Medco E&P Simenggaris sebesar 62,5% dan PT Pertamina Hulu Energi Semenggaris memiliki sebanyak 37,5%. Manajemen Medco mengklaim, tukar guling itu merupakan langkah strategis untuk menambah porsi saham di Simenggaris dan melepas Bengkanai PSC.

Menurut Imron, sejatinya jumlah gas yang dapat diproduksi dari Blok Simenggaris mencapai 30 mmscfd. Sejauh ini, kontrak jual beli yang sudah ada baru sebatas pasokan gas sebanyak 5 mmscfd untuk Perusahaan Daerah Nusa Serambi Persada (NSP) dengan harga senilai US$ 5,2 per juta British thermal unit (mmbtu).

Negosiasi harga gas

Pasokan gas tersebut akan mengalir mulai Kuartal III-2013 lewat skema gas pipa. Selanjutnya, NSP akan mengolahnya menjadi compressed natural gas (CNG) dan akan memasok ke PLTG Berau, PLTG Malinau, dan PLTG Sibatik yang juga merupakan milik PLN dengan total kapasitas 20 megawatt (MW).

Sisa pasokan gas yang lain akan dipergunakan untuk kebutuhan PLTG Tanjung Batu dan PLTG Sambera dengan total kapasitas mencapai 180 MW. "Pembicaraan pasokan gas sebanyak 25 mmscfd masih terus kami lakukan dengan PLN. Seluruh pasokan akan digunakan untuk pembangkit listrik," imbuh Imron.

Saat ini, kesepakatan antara Medco dan PLN baru dalam tahap harga gas di kepala sumur atawa wellhead. Manajemen Medco menyambut baik tawaran harga dari PLN yang melebihi US$ 7 per mmbtu atau jauh lebih tinggi dibandingkan harga gas yang dijual ke NSP.

Sedangkan negosiasi harga jual gas hingga sampai ke lokasi PLTG Tanjung Batu maupun PLTG Sambera belum mencapai kata sepakat. "Biaya investasi skema penyaluran gas lewat LNG masih dalam kajian. Namun, yang pasti PLN sudah menawar gas Simenggaris dengan harga US$ 7,3 per mmbtu di wellhead," ungkap Imron.

Suryadi Mardjoeki, Head of Gas and Oil Fuel Divison PLN, mengatakan, PLN berharap, harga gas wellhead ditambah ongkos transportasi maupun regasifikasi tidak jauh berbeda dengan harga CNG dari NSP. Seperti diketahui, harga jual CNG dari NSP ke perusahaan pelat merah itu mencapai US$ 12 per mmbtu.

Menurut Suryadi, setelah harga penyaluran gas telah disepakati, tahap selanjutnya akan digelar perjanjian jual beli gas (PJBG) antara kontraktor (KKKS) di Blok Simenggaris dan PLN. "Kajiannya sudah hampir final, mudah-mudahan awal Mei nanti PJBG sudah bisa diteken," kata Suryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri