Media sosial global rame-rame masuk pasar lokal



JAKARTA. Jumlah penduduk yang mencapai 240 juta jiwa plus pengguna internet yang masih mini membuat Indonesia jadi pasar potensial bagi raksasa layanan internet.

Buktinya, pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Facebook Mark Zuckerberg bertandang ke Indonesia dan bertemu presiden terpilih Joko Widodo, Senin (13/10). Maklum, Indonesia adalah pengguna Facebook terbesar keempat di dunia. Dari 69 juta pengguna aktif saban bulannya, sebanyak 61 juta pengguna mengakses situs jejaring sosial ini lewat ponsel. 

Jumlah pengguna Facebook   masih bisa melonjak. Sebab mayoritas warga Indonesia belum terkoneksi internet. Facebook memprediksi, ada sekitar 150 juta hingga 200 juta jiwa yang belum menikmati layanan internet di Indonesia akibat soal ekonomi dan sosial. Solusinya adalah menciptakan layanan internet yang murah dan terjangkau. 


Untuk itulah, perusahaan yang berkantor di Menlo Park, California ini menggandeng PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Ericsson untuk mengembangkan jaringan dan aplikasi internet yang murah dan terjangkau sebagai bagian dari proyek internet.org. 

Kerjasama ini bukan semata-mata masalah uang melainkan supaya semua orang bisa menikmati internet dengan gampang dan tentunya mengakses Facebook. "Kami berusaha memberikan layanan dasar gratis dan jaringan yang terjangkau bagi dua pertiga penduduk dunia yang belum menikmati internet," klaim Zuckerberg.

CEO XL Axiata Hansul Suhaimi  sendiri optimistis kerjasama ini bisa memberikan pengalaman konsumen (customer experience) yang positif bagi 32,2 juta pelanggannya yang mengakses Facebook lewat ponsel. Sebab kerjasama ini bertujuan mengembangkan aplikasi yang sanggup mengkonsumsi data lebih sedikit dan memperbaiki efisiensi jaringan.

Pasar yang lezat ini juga tak luput dari bidikan Twitter Inc. Perusahaan layanan microbloging ini segera menyusul Facebook dan Google membuka kantor di Indonesia.

CEO Twitter Dick Costolo memastikan pihaknya bakal memberikan konten terbaik di Indonesia. "Termasuk bekerjasa dengan jaringan televisi, musisi dan atlit di Indonesia," katanya kepada jurnalis KONTAN Yura Shahrul di kantor pusat Twitter San Francisco, Rabu (8/10). 

Nonot Harsono, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, prihatin gempuran media sosial global cuma menjadikan Indonesia sebagai pasar semata. Tidak ada satupun dari media sosial ini yang ingin menempatkan server di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon