Median: Ada fenomena 'asal bukan Ahok'



JAKARTA. Lembaga Media Survei Nasional (Median) menemukan alasan signifikan mengapa warga Jakarta lebih memilih pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno ketimbang pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Alasan tersebut adalah adanya pandangan responden yang menyebutkan "asal bukan Ahok (sapaan Basuki)".

"Ini yang paling baru, yang belum pernah kami temukan dalam survei-survei sebelumnya, adanya pernyataan yang memilih Anies-Sandi, mereka mau memilih asal bukan Pak Ahok. Ada kelompok anti-Ahok yang mulai mengekspresikan dirinya," kata peneliti Median Rico Marbun saat menggelar rilis hasil survei di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3) siang.


Survei bertajuk "Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI" ini dilaksanakan dari tanggal 21 sampai 27 Februari 2017. Responden dalam survei ini sejumlah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih.

Survei memiliki margin of error sebesar plus minus 3,4% dan tingkat kepercayaan 95%. Peneliti menentukan sampel dalam survei dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kotamadya di Jakarta dan faktor gender.

Sumber pendanaan survei berasal dari dana mandiri pihak Median. Menurut Rico, dari total responden, 25,9%-nya memilih Anies-Sandi atas dasar alasan asal bukan Ahok.

Sedangkan 27,1% responden lainnya menyatakan pilih Anies-Sandi karena seagama, dan diikuti dengan faktor lain di bawah lima persen, seperti programnya bagus, santun, berpengalaman dan terbukti, serta alasan lainnya.

Kemudian, ketika ditanya apa yang tidak disukai dari Basuki-Djarot, sebanyak 28% responden menyebutkan soal tidak bisa menjaga kata-kata. Disusul dengan soal kasus dugaan penodaan agama sebanyak 10,7%, arogan sebesar 9,3%, dan lainnya.

"Total tone negatif soal Ahok-Djarot masih tinggi, kalau ditotal sekitar 65,7%. Sedangkan tone negatif untuk Anies-Sandi hanya 17%, dengan faktor belum terbukti kinerjanya yang disampaikan tujuh persen responden," tutur Rico. (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia