JAKARTA. Fluktuasi harga komoditas nikel membuat laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tertekan. Hingga Semester I-2015, INCO hanya mampu mencetak laba bersih US$ 41,8 juta atau turun 38% year on year (yoy), dari sebelumnya US$ 68 juta. Penurunan laba ini bermula dari realisasi penjualan yang juga melorot. Hingga tengah tahun, pendapatan INCO turun 15% yoy menjadi US$ 409,65 juta. Pada periode itu, produksi nikel INCO tergerus dari 38.828 metrik ton menjadi 36.727 metrik ton. Jika dibandingkan dengan Kuartal I-2015, produksi nikel di Kuartal II sebenarnya naik 10% menjadi 19.251 metrik ton. Namun, total penjualan nikel hingga Semester I-2015 sudah turun 5,1% yoy menjadi 37.046 metrik ton. Tahun ini, INCO tetap membidik target produksi 80.000 metrik ton.
Medio 2015, laba INCO anjlok 38%
JAKARTA. Fluktuasi harga komoditas nikel membuat laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tertekan. Hingga Semester I-2015, INCO hanya mampu mencetak laba bersih US$ 41,8 juta atau turun 38% year on year (yoy), dari sebelumnya US$ 68 juta. Penurunan laba ini bermula dari realisasi penjualan yang juga melorot. Hingga tengah tahun, pendapatan INCO turun 15% yoy menjadi US$ 409,65 juta. Pada periode itu, produksi nikel INCO tergerus dari 38.828 metrik ton menjadi 36.727 metrik ton. Jika dibandingkan dengan Kuartal I-2015, produksi nikel di Kuartal II sebenarnya naik 10% menjadi 19.251 metrik ton. Namun, total penjualan nikel hingga Semester I-2015 sudah turun 5,1% yoy menjadi 37.046 metrik ton. Tahun ini, INCO tetap membidik target produksi 80.000 metrik ton.