Medix: Sistem Kesehatan di Indonesia Masih Hadapi Tantangan Besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Medix mengungkapkan, penerapan sistem kesehatan Indonesia mash menghadapi tantangan yang besar.

Sebagai contoh, biaya kesehatan di Indonesia meningkat 13,6% dari tahun ke tahun pada 2023, melampaui kenaikan rata-rata 11,5% di negara-negara Asia lainnya.

Seiring hal tersebut, terlihat lonjakan klaim asuransi kesehatan yang meningkat 25% dari tahun ke tahun menjadi Rp 20,83 triliun tahun lalu.


Untuk mengatasi situasi ini, hampir semua perusahaan asuransi kesehatan terpaksa mengkaji ulang harga produk asuransi kesehatan mereka dengan premi yang meningkat secara signifikan, bahkan meningkat dua digit persentase.

Pada kondisi khusus, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Mei 2022, kasus kanker di Indonesia meningkat dengan hampir 1,8 juta kasus kanker terdeteksi pada 2018 berbanding hanya 726.555 kasus di 2014.

Lebih dari 70% pasien-pasien tersebut didiagnosis pada stadium lanjut, yang menyebabkan buruknya kualitas hidup mereka.

Kurangnya investasi pada sumber daya dan beragamnya kualitas perawatan serta fasilitas medis antara satu kota dengan kota lainnya, bahkan antara satu rumahsakit dengan rumahsakit lainnya, menjadi masalah besar di Indonesia.

Baca Juga: Dari 92 Fakultas Kesehatan, Hanya 30 Fakultas Kesehatan Cetak Dokter Spesialis

Apalagi, dengan hanya 0,4 dokter per 1.000 orang dan 1,2 tempat tidur rumahsakit per 100.000 orang, yang tercatat menjadi salah satu rasio terendah di Asia Tenggara.

Namun, perlu ditekankan bahwa kurangnya tenaga maupun fasilitas medis di Indonesia secara umum tidak berarti kualitas kesehatan yang buruk, Indonesia memiliki banyak dokter, dokter spesialis, dan rumahsakit yang berkualitas.

Karena tantangan besar terkait aksesibilitas dan perangkat pendukung yang obyektif untuk menavigasi sistem yang kompleks ini, banyak konsumen kesehatan di Indonesia yang kurang percaya terhadap sistem layanan kesehatan lokal.

Diperkirakan antara 600.000 hingga 2 juta orang Indonesia mencari perawatan medis di luar negeri setiap tahun, dengan Singapura dan Malaysia menjadi destinasi paling populer.

Tren ini secara signifikan meningkatkan klaim asuransi dan seringkali mengakibatkan perjalanan yang tidak perlu, karena perawatan berkualitas tinggi sebenarnya tersedia di Indonesia.

Jika perawatan berkualitas domestik tersebut dipadukan dengan keahlian medis global yang diimplementasikan secara lokal, maka kualitas perawatan akan meningkat.

Meningkatkan kepercayaan dan mempertahankan pasien di dalam negeri sangat penting untuk meningkatkan ekosistem perawatan kesehatan dan memastikan keberlanjutan jangka panjangnya.

Founder sekaligus CEO Medix Global Sigal Atzmon menekankan, perusahaannya bekerjasama dengan mitra, termasuk perusahaan besar, asuransi kesehatan, dan perusahaan reasuransi, menawarkan solusi yang tidak hanya meningkatkan kesehatan manusia.

Baca Juga: Kemenkes: Alat Kontrasepsi Hanya untuk Remaja yang Sudah Menikah

Melainkan juga menjaga aspek keuangan bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat, membantu mengendalikan inflasi biaya medis dan memastikan keberlanjutan seluruh ekosistem.

"Di sinilah keunggulan kami karena kami mampu menyelaraskan dan mengelola hubungan antara penyedia layanan kesehatan (provider), pengelola keuangan, dan pasien, sembari berfokus pada kualitas medis yang lebih baik," katanya dalam Media Briefing Medix Global bersama, Rabu (7/8).

Untuk mendukung ekosistem kesehatan yang berkelanjutan di Indonesia, sangat penting untuk berinvestasi pada protokol kesehatan yang tepat. Memadukan tools digital dengan sentuhan manusia bisa memberdayakan setiap individu agar dapat menjaga kesehatan jangka panjang mereka sendiri.

Kuncinya, kata Sigal, adalah meningkatkan fokus pada pencegahan dan mengadopsi pendekatan holistik untuk perawatan kesehatan.

Lalu, menawarkan tools yang tepat dan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan personal dapat mengurangi risiko kesehatan dan beban penyakit secara jangka panjang.

Sementara perawatan yang efisien, multidisiplin, dan berkesinambungan termasuk konsultasi dari para spesialis terkemuka di dunia akan menghasilkan diagnosa yang lebih akurat dan rencana yang optimal dari semua sudut.

Hal tersebut menjadikan perawatan kesehatan berkualitas lebih mudah diakses, berkelanjutan, dan terjangkau.

Baca Juga: PP Nomor 28 Tahun 2024: Dokter Tetap Bisa Praktik di Tiga Tempat, Ini Syaratnya!

Dr. Mona Jamtani, Senior Medical Case Doctor Indonesia, Medix Asia, menambahkan, perlu wawasan akan keberlanjutan dalam layanan kesehatan, menekankan pemantauan dan perhatian terus menerus terhadap perkembangan kesehatan medis pasien untuk membangun kepercayaan jangka panjang akan industri kesehatan.

"Ada dokter dan fasilitas medis yang sangat baik di Indonesia, jadi kita hanya perlu tahu ke mana harus menemukan mereka dan bagaimana menavigasinya," ujar dia.

"Kami telah bekerja keras selama beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan kepercayaan konsumen kesehatan Indonesia dan mendukung mereka sepanjang perjalanan mereka," imbuhnya.

Sejak beroperasi di Indonesia pada 2019, untuk kategori perawatan preventif, Medix telah menghindari atau mengurangi screening kesehatan yang tidak perlu untuk 53% kasus.

Sebanyak 28% dari kasus-kasus yang benar-benar dikaji teridentifikasi sebagai pasien dengan kadar risiko sedang hingga tinggi untuk kondisi sindrom metabolik.

Klien Medix di Indonesia meliputi perusahaan asuransi terkemuka, perusahaan reasuransi, broker, dan korporasi. Indonesia tetap menjadi salah satu pasar utama Medix di Asia Tenggara, dan Medix berkomitmen untuk memastikan kualitas perawatan kesehatan di Indonesia akan terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani