Mega Capital Pasang Target Jual Sukri Rp 500 M



JAKARTA. PT Mega Capital Indonesia bekerjasama dengan PT Bank Syariah Bukopin untuk memasarkan sukuk negara ritel SR-005 tahun 2013. Bank Syariah Bukopin bertindak sebagai sub-agen Mega Capital.

Target penjualan sukuk ritel dari Mega Capital sekitar Rp 400 miliar-Rp 500 miliar. Tahun ini merupakan kali keempat Mega Capital menjadi agen penjual Sukri.

Nany Susilowati, Presiden Direktur PT Mega Capital Indonesia mengatakan, sebelumnya, Mega Capital mencatatkan penjualan sukuk ritel sebesar Rp 230 miliar untuk SR-002. Adapun, untuk SR-003 penjualan tercatat sebesar Rp 125 miliar, dan Rp 250 miliar untuk seri SR-004.


Sedangkan, Bukopin menargetkan nilai penjualan sekitar Rp 100 miliar-150 miliar. “Tahun lalu kami bisa menjual sukuk ritel Rp 100 miliar,” kata Riyanto, Direktur Utama PT Bank Syariah Bukopin, Jumat (1/2).

Riyanto mengatakan, tujuan kerjasama ini mempermudah nasabah Bukopin dan Bukopin Syariah yang berniat membeli surat utang ini.

Riyanto memperkirakan, kupon sukuk ritel kali ini tidak akan beda jauh dari yang terdahulu, yakni di kisaran 6,25%. Selama masa penawaran selama 8-22 Februari, Bukopin akan melakukan roadshow ke sejumlah kota seperti Jakarta, Surabaya, Solo, Medan, Makassar, Bukit Tinggi, Bandung, dan Samarinda. Adapun jadwal roadshow Mega Capital tersebar di Jakarta, Surabaya, dan Manado.

Seperti diketahui, pemerintah berencana menerbitkan instrumen sukuk ritel seri SR-005 bertenor 3 tahun. Instrumen surat utang ritel ini dapat dibeli oleh individu dengan minimum investasi sebesar Rp 5 juta.

Nantinya, Bukopin dan Mega Capital akan memperoleh fee atas penjualan surat utang tersebut. Ini merupakan tahun kelima bagi Bukopin bertindak sebagai sub-agen penjualan sukuk ritel. Tahun lalu, Bukopin mendapatkan fee Rp 100 juta bekerjasama  dengan PT Andalan Artha Adivisindo (AAA) Sekuritas.

Zulhelfi, Vice President Head of Investment Banking PT Mega Capital Indonesia mengatakan, standard fee yang diperoleh agen penjual sebesar 0,45% dari total penjualan.

Menurut Nany, sukuk ritel merupakan instrumen investasi yang likuid. Investor berpotensi meraup gain lebih tinggi 0,75% dibandingkan gain surat utang negara (SUN) dengan tenor sama.

Agen penjual lainnya, PT Andalan Artha Adivisindo (AAA) Sekuritas masih bungkam soal target penjualan. Namun, Vice President Investment Banking PT AAA Sekuritias, Jimmy Randiatmoko memprediksi, permintaan minimal sukuk ritel tahun ini sebesar Rp 8 triliun.

Jimmy mengatakan, minat masyarakat terhadap sukuk ritel cukup tinggi. Pada tiga tahun terakhir, permintaan selalu oversubscribe. "Sebab sukuk ritel lebih menarik ketimbang deposito," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini