JAKARTA. PT Mega Manunggal Property Tbk menyiapkan dana belanja modal alias
capital expenditure (capex) sekitar Rp 2 triliun di tahun ini. Total nilai alokasi belanja tersebut 53,85% lebih besar ketimbang belanja modal tahun lalu yang senilai Rp 1,3 triliun. Sumber capex tahun 2017 berasal dari pinjaman perbankan dan arus kas masuk dari klien bisnis. Bukan tanpa alasan perusahaan properti logistik tersebut memilih kredit perbankan. "Saat ini bunga kredit perbankan murah, di kisaran 9%," ungkap Bonny Budi Setiawan, Presiden Direktur PT Mega Manunggal Property Tbk di Jakarta, Kamis (19/1).
Mega Manunggal berencana menggunakan capex untuk membeli lahan dan membangun gudang baru. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham MMLP di Bursa Efek Indonesia itu bermaksud membangun empat gudang tahun ini. Salah satu lokasi pendirian gudang di Cengkareng, Jakarta Barat. Mega Manunggal berencana membangun gudang di atas seluas 10 hektare (ha). Luas lahan yang sudah mereka miliki sejauh ini mencapai 3,6 ha.
Dus, ada target akuisisi lahan seluas 7 ha di Cengkareng. Mega Manunggal berencana membangun gudang berkonsep
multi tenant di Cengkareng. Ini adalah gudang yang bisa disewa oleh beragam
tenant. "Kami menggunakan strategi
multi tenant untuk gudang di
prime area sehingga tingkat okupansi dipastikan penuh," ujar Bonny. Sementara tiga gudang lain akan menggunakan konsep built to suit atau gudang yang dibangun khusus sesuai dengan permintaan klien. Satu lokasi gudang seluas 4,6 ha berada di Cibitung, Jawa Barat. Lokasi lain di Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Adapun total kapasitas luas sewa bersih atawa net leasable area (NLA) gudang baru tahun ini mencapai 100.000 meter persegi (m²). Patut dicatat, sejak menggelar
initial public offering (IPO), Mega Manunggal berjanji akan menambah kapasitas gudang dengan luas rata-rata 100.000 m² per tahun. Sesuaikan kemampuan Tahun lalu Mega Manunggal tak genap memenuhi target penambahan NLA tahunan. Namun pencapaian perusahaan tersebut mendekati target. Perusahaan itu membangun tiga gudang. Luas dua gudang masing-masing 30.000 m². Satu gudang lain memiliki luas sekitar 32.000 m². Manajemen Mega Manunggal bilang, sejatinya permintaan gudang yang menghampiri mereka mencapai tiga hingga empat kali lipat. Alih-alih memborong semua peluang, mereka memiliki selektif. "Kami berkomitmen memenuhi 100.000 m² sesuai dengan resource yang kami miliki," terang Bonny. Dengan mengecualikan penambahan gudang baru tahun ini, NLA Mega Manunggal hingga akhir tahun 2017 mencapai hampir 300.000 m². Target jangka menengah mereka adalah memiliki gudang dengan total luas area sewa bersih 500.000 m² pada tahun 2019 nanti.
Ekspansi Mega Manunggal tentu punya hitung-hitungan bisnis. Perusahaan tersebut mengaku mengantongi pendapatan sewa gudang yang cukup besar. Hanya saja, Mega Manunggal enggan menyebutkan nominal tarif sewa gudang. , tarif sewa setiap tenant bisa jadi berbeda. "Biaya sewa bersifat confidential sebab tenant juga tidak ingin kompetitor mengetahui biaya sewa dan cost yang telah dikeluarkan," tutur Bonny. Sebelumnya Mega Manunggal telah mengerjakan empat gudang lain. Pemesannya adalah PT Lastana Express Indonesia (Lazada), PT Havi Indonesia, PT Linfox Logistics serta PT ARK Logistics & Transport. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie