JAKARTA. PT Mega Manunggal Property yang rencananya bakal melantai di bursa efek Indonesia pada Juni 2015, mengaku akan siap mengembangkan bisnis pergudangan dan logistik. Perusahaan ini akan fokus untuk melakukan akusisi lahan di wilayah Jabotabek tahun ini. Sekretaris perusahaan Mega Manunggal Property, Khrisna Daswara mengatakan, perusahaan masih akan menfokuskan wialyah Jabotabek sebagai prioritas pengembangan bisnis pergudangan dan logistik pada tahun. Sebab, wilayah Jabotabek merupakan wilayah yang memiliki akses yang mudah dijangkau bagi para investor ataupun tenant dan dekat dengan pusat kota. Hal tersebut menjadi nilai tambah bagi pengembang di bisnis pergudangan. Tahun ini Mega Manunggal Property berencana mengakusisi lahan sebanyak 50 hektare sampai 60 hektare. Dana akusisi lahan tersebut akan didapat dari hasil initial public offering (IPO). Dalam IPO tersebut, perusahaan in akan menawarkan saham kepada publik sebanyak 1.714.285.714 saham baru atau 30% total saham perusahaan dengan rentang harga Rp 525 sampai Rp 600 per saham. Ini berarti perseroan bisa mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp 899 miliar hingga Rp 1,02 triliun. Rencananya 90% dari dana bersih hasil IPO tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan akusisi lahan atau penyertaan saham perusahaan dalam bidang usaha sejenis. Sementara sisa dana sebesar 10% akan digunakan untuk belanja modal kegiatan konstruksi properti logistik. Wajar jika tahun ini perusahaan fokus untuk melakukan akuisis lahan untuk mengembangkan bisnisnya pada tahun ini. Pasalnya, Khrisna mengaku landbank atau sisa lahan yang dimiliki perusahaan saat ini sudah habis dan semuanya telah dikembangkan menjadi kawasan pergudangan. Direktur Utama Mega Manunggal Property, Fernandus Chamsi pun mengatakan langka akusisi lahan tersebut memang merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk terus meningkatkan skala usahanya. "MMP berencana untuk terus melaksanakan akusisi lahan di lokasi yang strategis dan kemudian melaksanakan konstruksi properti logistik dalam rangka mencapai pertumbuhan Net Leasable Area (NLA),"kata Fernandus Jumat (15/5). Selain itu, Fernandus juga melihat prospek permintaan yang tinggi khususnya karena peningkatan investasi asing (FDI) dan domestik yang telah mendorong pertumbuhan harga tanah di kawasan industri. Khrisna pun menambahkan saat ini kebutuhan akan kawasan industri dan pergudangan memang cukup tinggi. Terlihat dengan permintaan properti logsitik yang masih kuat. Seperti adanya permintaan dari perusahaan ecommerce yang saat ini tengah bertumbuh dan banyak membutuhkan gudang. Selain itu, dari sisi pendapatan, Krisna juga mengungkapkan prospek bisnis pergudangan masih cukup bagus dengan adanya peningkatan harga sewa kontrak sebesar 5% setiap dua tahun. Sementara saat ini, para penyewa pergudangaan milik perseroan rata-rata menyewa dengan kontrak sebesar 5 tahun dengan tingkat okupansi mencapai 94% dari lahan yang disewakan (NLA) seluas 139.811 m2. MMP sendiri pada tahun lalu mencatatkan pendapatan mencapai Rp 141,9 miliar atau naik sebesar 18,7% dari pendapatan tahun 2013 sebesar Rp 119,5 miliar. Perseroan sendiri sejak tahun 2010 telah membangun dan memiliki empat properti logistik dengan total net leasable area (NLA) seluas 163.757 meter persegi (m2) yang terdiri dari Unilever Mega DC, Li & Fung, Intirub Business Park, dan Selayar. Unilever Mega Distribution Center (DC) yang berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Jawa Barat merupakan distribution center under single roof terbesar di Asia tenggara dengan luas lahan sebesar 194.000 meter persegi dengan NLA sekitar 90.000 meter persegi. Sementara itu, untuk properti logistik built to suit bernama Li & Fung milik perusahaan yang juga berlogasi di Kawasan Industri MM2100 berdiri di atas lahan sekitar 35.000 m2 dengan NLA mencapai 22.000 m2. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki warehouse building yang disewakan kepada multi tenant bertajuk Intirub Business Park yang berlokasi di Halim, Jakarta Timur. Proyek properti ini menyediakan ruang kantor dan pergudangan di atas lahan seluas 60.000 m2 dengan NLA sebesar 46.000 m2. Terakhir, perseroan juga memiliki kawasan pergudangan Selayar yang tahapan konstruksi baru saja selesai pada akhir tahun 2014 lalu. Kawasan pergudangan ini memiliki lebih dari 5.000 m2. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mega Manunggal pakai 90% hasil IPO guna beli lahan
JAKARTA. PT Mega Manunggal Property yang rencananya bakal melantai di bursa efek Indonesia pada Juni 2015, mengaku akan siap mengembangkan bisnis pergudangan dan logistik. Perusahaan ini akan fokus untuk melakukan akusisi lahan di wilayah Jabotabek tahun ini. Sekretaris perusahaan Mega Manunggal Property, Khrisna Daswara mengatakan, perusahaan masih akan menfokuskan wialyah Jabotabek sebagai prioritas pengembangan bisnis pergudangan dan logistik pada tahun. Sebab, wilayah Jabotabek merupakan wilayah yang memiliki akses yang mudah dijangkau bagi para investor ataupun tenant dan dekat dengan pusat kota. Hal tersebut menjadi nilai tambah bagi pengembang di bisnis pergudangan. Tahun ini Mega Manunggal Property berencana mengakusisi lahan sebanyak 50 hektare sampai 60 hektare. Dana akusisi lahan tersebut akan didapat dari hasil initial public offering (IPO). Dalam IPO tersebut, perusahaan in akan menawarkan saham kepada publik sebanyak 1.714.285.714 saham baru atau 30% total saham perusahaan dengan rentang harga Rp 525 sampai Rp 600 per saham. Ini berarti perseroan bisa mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp 899 miliar hingga Rp 1,02 triliun. Rencananya 90% dari dana bersih hasil IPO tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan akusisi lahan atau penyertaan saham perusahaan dalam bidang usaha sejenis. Sementara sisa dana sebesar 10% akan digunakan untuk belanja modal kegiatan konstruksi properti logistik. Wajar jika tahun ini perusahaan fokus untuk melakukan akuisis lahan untuk mengembangkan bisnisnya pada tahun ini. Pasalnya, Khrisna mengaku landbank atau sisa lahan yang dimiliki perusahaan saat ini sudah habis dan semuanya telah dikembangkan menjadi kawasan pergudangan. Direktur Utama Mega Manunggal Property, Fernandus Chamsi pun mengatakan langka akusisi lahan tersebut memang merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk terus meningkatkan skala usahanya. "MMP berencana untuk terus melaksanakan akusisi lahan di lokasi yang strategis dan kemudian melaksanakan konstruksi properti logistik dalam rangka mencapai pertumbuhan Net Leasable Area (NLA),"kata Fernandus Jumat (15/5). Selain itu, Fernandus juga melihat prospek permintaan yang tinggi khususnya karena peningkatan investasi asing (FDI) dan domestik yang telah mendorong pertumbuhan harga tanah di kawasan industri. Khrisna pun menambahkan saat ini kebutuhan akan kawasan industri dan pergudangan memang cukup tinggi. Terlihat dengan permintaan properti logsitik yang masih kuat. Seperti adanya permintaan dari perusahaan ecommerce yang saat ini tengah bertumbuh dan banyak membutuhkan gudang. Selain itu, dari sisi pendapatan, Krisna juga mengungkapkan prospek bisnis pergudangan masih cukup bagus dengan adanya peningkatan harga sewa kontrak sebesar 5% setiap dua tahun. Sementara saat ini, para penyewa pergudangaan milik perseroan rata-rata menyewa dengan kontrak sebesar 5 tahun dengan tingkat okupansi mencapai 94% dari lahan yang disewakan (NLA) seluas 139.811 m2. MMP sendiri pada tahun lalu mencatatkan pendapatan mencapai Rp 141,9 miliar atau naik sebesar 18,7% dari pendapatan tahun 2013 sebesar Rp 119,5 miliar. Perseroan sendiri sejak tahun 2010 telah membangun dan memiliki empat properti logistik dengan total net leasable area (NLA) seluas 163.757 meter persegi (m2) yang terdiri dari Unilever Mega DC, Li & Fung, Intirub Business Park, dan Selayar. Unilever Mega Distribution Center (DC) yang berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Jawa Barat merupakan distribution center under single roof terbesar di Asia tenggara dengan luas lahan sebesar 194.000 meter persegi dengan NLA sekitar 90.000 meter persegi. Sementara itu, untuk properti logistik built to suit bernama Li & Fung milik perusahaan yang juga berlogasi di Kawasan Industri MM2100 berdiri di atas lahan sekitar 35.000 m2 dengan NLA mencapai 22.000 m2. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki warehouse building yang disewakan kepada multi tenant bertajuk Intirub Business Park yang berlokasi di Halim, Jakarta Timur. Proyek properti ini menyediakan ruang kantor dan pergudangan di atas lahan seluas 60.000 m2 dengan NLA sebesar 46.000 m2. Terakhir, perseroan juga memiliki kawasan pergudangan Selayar yang tahapan konstruksi baru saja selesai pada akhir tahun 2014 lalu. Kawasan pergudangan ini memiliki lebih dari 5.000 m2. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News