Mega Perintis (ZONE) Optimistis Pertahankan Pertumbuhan Double Digit di 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu emiten yang bergerak di bidang fashion yang otomatis menjual salah satu hasil akhir dari produksi tekstil yaitu pakaian, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) menegaskan tak ada dampak berarti kepada penjualan meski mayoritas kinerja emiten tekstil turun.

“Kinerja kami tidak terpengaruh terhadap penurunan pendapatan dari emiten tekstil, karena sampai dengan semester satu kami masih mencatatkan pertumbuhan penjualan double digit dibandingkan dengan semester-1 tahun 2022,” ungkap Corporate Secretary ZONE Luki Rusli, saat dihubungi Kontan, Sabtu (26/8).

Asal tahu saja, pada semester-1 2023 mayoritas emiten tekstil mencatatkan penurunan kinerja.


Sebagai contoh, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengalami penurunan penjualan bersih 52,16% year on year (YoY) menjadi US$ 166,91 juta pada semester I-2023. Rugi Sritex juga naik 30,76% YoY menjadi US$ 78,73 juta.

Lalu, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) turut mengalami penurunan pendapatan bersih yang menyusut 22,62% YoY menjadi US$ 398,75 juta pada akhir semester I-2023. INDR pun harus menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 17,61 juta pada semester pertama lalu.

Baca Juga: Mega Perintis (ZONE) Masih Optimis Raih Peningkatan Penjualan 15% pada Tahun Ini

Ada pula PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY). Hingga semester I-2023, pendapatan POLY tergerus 24,83% YoY menjadi US$ 156,67 juta. POLY juga menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 14,43 juta.

Sementara itu, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mengalami penurunan penjualan 10,99% YoY menjadi US$ 263,49 juta pada semester I-2023. Beruntung, PBRX masih mampu mencatatkan kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 73,28% YoY menjadi US$ 6,29 juta.

Penjualan bersih PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) ikut anjlok 82,25% YoY menjadi Rp 11,09 miliar pada akhir semester I-2023. Di sisi lain, SBAT mampu memangkas rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 26,18% YoY menjadi Rp 18,78 miliar.

Luki menambahkan ZONE masih cukup optimistis melihat minat dan daya beli masyarakat Indonesia di semester II-2023. Ini karena survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) memperkirakan, penjualan ritel pada bulan Juli 2023 tetap solid, tercermin dari RSI sebesar 212,7 yang dibarengi dengan pertumbuhan positif sebesar 6,3% (yoy).

Terkait strategi, ZONE akan menambah pendapatan dan laba hingga akhir tahun. ZONE ungkap dia juga akan terus melakukan ekspansi bisnis untuk mendorong peningkatan penjualan baik secara online dan offline.

 
ZONE Chart by TradingView

“Kemudian dari sisi produk, kami terus menyediakan merchandise terupdate, uptrend dari sisi style dan juga pemilihan jenis kain terbaik serta kami juga selalu menjaga kualitas produk- produk kami,” jelasnya.

Di semester I-2023, ZONE berhasil membukukan penjualan dan pendapatan usaha Rp 398,67 miliar. Jumlah itu meningkat 12,06% dari Rp 355,76 miliar di periode yang sama tahun lalu.  

Kontribusi pendapatan ini berasal dari 4 sektor yang berbeda.  Pertama adalah berasal dari sektor Department Store yang menyumbang Rp 108,83 miliar. Kedua, dari sektor Showroom yang menyumbang Rp 253,19 miliar. Ketiga dari sektor bisnis online senilai Rp 35,84 miliar dan yang terakhir dari sektor lain-lain dengan nilai Rp 793,39 juta.

Meski dari sisi penjualan naik, laba ZONE justru tercatat turun. Tertulis dalam laporan keuangan laba (rugi) yang dapat diatribusikan pada semester I-2023 adalah sebesar Rp 43,53 miliar, turun sebesar 16,19% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dengan nilai Rp 51,94 miliar.

“Penurunan didasarkan pada peningkatan biaya gaji yaitu adanya pembayaran THR pegawai, kemudian kenaikan biaya rental dan service charge karena pada periode yang sama tahun lalu,” kata Luki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari