Mega Proyek 10.000 Megawatt Terhambat Pendanaan



JAKARTA. Mega proyek pembangkit listrik sepuluh ribu megawatt terus bergulir. Kali ini pemerintah meminta PT Perushaan Listrik Negara (PLN) berupaya mengatasi kendala yang menghambat perkembangan proyek itu. Salah satunya adalah masalah pendanaan.Pemerintah meminta PLN bersama Departemen Sumber Daya Energi dan Mineral mencari pinjaman perbankan dalam negeri maupun sumber pembiayaan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah. "Yang kita dengar perbankan dalam negeri likuiditasnya berlebihan karena investasi sedang lesu, sedangkan yang dari Timur Tengah itu baru pilihan," kata Direktur utama PLN seusai bertemu dengan wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis (6/11).Fahmi mengatakan, langkah mencari pinjaman dalam negeri maupun ke kawasan Timur Tengah merupakan suatu terobosan yang mesti segera berjalan. "Kalau penanganannya terlalu lama, proyek bisa terbengkalai," imbuhnya.Program pembangkit listrik 10 ribu MW direncanakan akan selesai pada 2010. Dari 10 ribu MW tersebut, 6.900 MW akan dibangun di Jawa dan Bali. Sisanya, akan dibangun di luar Pulau Jawa. Pembangkit tersebut akan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.Kapasitas produksi listrik nasional saat ini mencapai 25 ribu MW. Dari jumlah itu, sebanyak 3.200 MW atau sebesar 13 persen dihasilkan PLTU Paiton. PLTU Paiton dikelola tiga perusahaan yakni PT PLN Pembangkit Jawa Bali berkapasitas 2x400 MW, Paiton Energy Company berkapasitas 2x600 MW, serta Jawa Power berkapasitas 2x600 MW.Sementara itu, PLN akhirnya meralat rencana impor batu bara yang digulirkan beberapa waktu lalu. Menurut Fahmi, PLN hanya mencari patokan atau benchmark harga batu bara."Kami hanya mencari benchmark harga. Membandingkan kalau harga batu bara impor sampai di Indonesia jadinya berapa. Apakah lebih mahal atau tidak dengan batu bara yang dipasok dari dalam negeri," jelasnya.Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (5/11) lalu, Kepala Bidang Energi Batu Bara PLN Pudji Widodo mengatakan PLN telah negosiasi harga dengan 24 perusahaan di Australia untuk memasok batu bara ke PLN.Awalnya, rencana impor ini untuk mencukupi kebutuhan batu bara sejumlah pembangkit milik PLN. Pasalnya, menjelang musim hujan cadangan batu bara PLN berkurang dari jumlah minimal untuk 30 hari. "Sekarang masing-masing pembangkit rata-rata 20-23 hari," ujarnya.Sayangnya, Fahmi belum bisa memastikan total cadangan batubara yang dibutuhkan untuk mencukupi batas minimal stick batubara untuk 30 hari. Soalnya, lanjut Fahmi, kapasitas batubara untuk setiap pembangkit listrik berbeda, "ada yang sehari menghabiskan 10 ribu ton, ada yang sehari hanya menghabiskan 5 ribu ton," tukasnya.Sebenarnya, imbuh Fahmi, jumlah ini masih aman. Tapi penambahan, yang minimal 30 ini, untuk mengantisipasi musim hujan yang biasanya menyebabkan gelombang besar. Sehingga PLN menambah pasokan dari produsen lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: