Mega proyek Cilamaya ditenderkan usai lebaran



JAKARTA. Mega proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Karawang Utara, Jawa Barat segera memasuki babak baru. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan  (Kemhub)  sedang bersiap membuka tender prakualifikasi untuk menilai kesanggupan  investor untuk mendanai proyek ini.

Proyek  ini  rencananya dibiayai dengan skema kerjasama  pemerintah  dan  swasta atau public private partnership.  "Kemungkinan  tender prakualifikasi setelah Lebaran dan lelangnya baru tahun depan," papar Bobby Mamahit, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemhub kepada KONTAN, Kamis (24/7).

Namun,  hingga  saat  ini, Bobby menyatakan masih belum mengetahui secara persis siapa saja peserta yang kemungkinan bersiap diri mengikuti tahap tender tersebut. Ia hanya memastikan para investor yang terlibat dalam tender prakualifikasi tersebut kebanyakan berasal dari Jepang.


Sejauh  ini,  investor  yang tertarik dengan proyek tersebut  adalah  investor  Jepang yang memiliki usaha di kawasan industri Cikarang serta Karawang. Itu saja informasi yang diperoleh Bobby.

Yang jelas, lewat keterlibatan dengan pihak swasta, pemerintah berharap bisa menekan anggaran untuk membangun proyek yang diperkirakan bakal menelan anggaran hingga Rp 34,5 triliun.

Masih ada kendala

Bobby yakin, salah satu proyek infrastruktur ini bakal menarik minat investor asing. Pasalnya, pemerintah sudah membuka daftar negatif investasi  (DNI) untuk sektor pelabuhan dimana investor asing bisa menguasai saham pelabuhan hingga 95%.

Artinya, dalam proyek Cilamaya, si investor bakal diberi kesempatan cukup besar untuk menanamkan modal  di proyek ini. "Jadi kemampuan dananya jangan sampai kesedot semua," tambah Bobby.

Meski sudah ada peminat, bukan berarti mega proyek ini tanpa kendala. Keberadaan proyek ini rupanya bisa mengancam keberadaan kilang lepas pantai milik PT Pertamina yang lokasinya berdekatan dengan proyek pelabuhan Cilamaya.

Kondisi ini jelas bisa mengancam pasokan gas ke pembangkit  listrik atau kawasan industri. Biaya untuk memindahkan anjungan ini pun butuh dana yang tidak sedikit.

Menurut Bobby, hingga kini masih belum ada keputusan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. (SKK Migas) soal anjungan kilang milik Pertamina tersebut.

Selain itu masih ada kendala soal lahan pertanian di sana. Soalnya, ada rencana untuk membangun ruas jalan tol dari kawasan industri di Karawang menuju pelabuhan Cilamaya. Meski begitu, pemerintah tetap menyatakan optimistis bisa memulai pembangunan proyek  pelabuhan Cilamaya pada 2016 nanti.

Pelabuhan Cilamaya rencananya akan dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama berbiaya Rp 23,9 triliun yang meliputi pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas 3,75 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs), terminal otomotif berkapasitas 1 juta mobil, dermaga kapal, dermaga bahan bakar, terminal RoRo dan alur pelayaran dengan kedalaman hingga 17 meter.

Sedangkan tahap kedua dengan biaya Rp 10,6 triliun meliputi konstruksi akses dan jembatan, reklamasi pantai dan pengadaan peralatan bongkar muat, serta fasilitas pendukung lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan