Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) Incar Penjualan Rp 150 Miliar pada 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) menyiapkan sejumlah strategi untuk memaksimalkan laju bisnis tahun ini. 

Sekretaris Perusahaan EPAC Ignatio Hugo Permana mengatakan, pada tahun ini EPAC masih akan tetap memfokuskan operasional dan penjualan dari plant digital, dengan target pelanggan dari sektor UMKM. 

Untuk tahun 2024, EPAC mengincar angka penjualan lebih dari Rp 150 miliar yang mencerminkan pertumbuhan sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya. 


Baca Juga: Mulai Berkurang, Ini 215 Saham yang Berada di Papan Pemantauan Khusus BEI

“Dari pertumbuhan tersebut, gross margin kami di tahun ini pun kami perkirakan akan bertumbuh signifikan menjadi 15%,” ungkap Ignatio, kepada Kontan.co.id, Rabu (24/4). 

Ignatio menyebutkan, laju bisnis EPAC di awal tahun 2024 masih sesuai ekspektasi. Pihaknya berhasil memenuhi sejumlah rencana yang diagendakan, salah satunya ekspansi pasar. 

Memasuki tahun 2024, Manajemen EPAC berhasil menambah jumlah pelanggan dari luar bagian barat pulau Jawa, khususnya pelanggan dari segmen digital. 

Selain itu, EPAC juga berhasil menambah jenis produk FMCG yang disiapkan kemasannya, di antaranya sejumlah minuman serbuk dan sejumlah minuman kemasan siap minum (ready to drink).

Ketika ditanya terkait alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex), Ignatio mengatakan hingga kini pihaknya masih wait and see dalam menentukan budget capex. 

 
EPAC Chart by TradingView

“Mengingat baru selesainya Pemilu, di mana dalam hal ini baru diputusnya sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi, ditambah adanya perang Iran-Israel yang baru saja meletus dan arah kebijakan suku bunga yang masih belum pasti, kami masih wait and see dalam menentukan budget capex,” jelasnya. 

Sepanjang 2023 EPAC membukukan penjualan sebesar Rp 111,28 miliar. Angka ini meningkat 9,27% year on year (YoY) dibandingkan Rp 101,83 miliar pada tahun 2022. 

Dari sisi bottom line, EPAC masih menanggung rugi neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 28,17 miliar. Namun, kerugian tersebut sudah jauh menurun dari semula Rp 62,46 miliar di tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .