JAKARTA. Bulan Ramadan yang sudah di depan mata, mulai mengerek ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya asal Indonesia. Volume ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia untuk Mei 2014 tercatat meningkat sebesar 23% dari 1,38 juta ton pada bulan April, menjadi 1,7 juta ton di bulan Mei.Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, ekspor minyak sawit Indonesia terkerek karena adanya kenaikan permintaan dari negara-negara tujuan ekspor yang berpenduduk mayoritas muslim seperti Bangladesh dan Pakistan."Kenaikan permintaan yang sangat signifikan datang dari Bangladesh meskipun secara volume tidak sebesar negara tujuan utama ekspor Indonesia seperti India dan China," kata Fadhil dalam siaran persnya, Selasa (17/6).Bangladesh mencatatkan kenaikan permintaan mencapai 336% dibandingkan dengan bulan lalu, atau dari 26.600 ton menjadi 116.000 ton pada Mei 2014. Pakistan membukukan kenaikan permintaan mencapai 17% atau dari 123.000 ton menjadi 145.000 ton pada bulan Mei.Meskipun adanya larangan impor minyak goreng dan pembatasan larangan impor dalam skala besar karena adanya indikasi impor CPO ilegal, Pakistan tetap meningkatkan permintaan karena adanya kebutuhan untuk menambah stok didalam negeri selama masa Ramadan di mana konsumsi biasanya selalu meningkat dibandingkan dengan bulan biasanya.Jelang Ramadan, India meningkatkan permintaannya meskipun tidak signifikan. Volume ekspor ke India tercatat meningkat hampir 32.000 ton atau 17% dari 353.000 ton pada bulan April menjadi menjadi 385.000 ton pada bulan Mei. India tidak meningkatkan permintaan secara signifikan karena inflasi di dalam negeri masih tinggi dan nilai tukar rupee terhadap dollar masih lemah.Setelah terjadi penurunan permintaan yang cukup signifikan dari China pada April lalu, pada Mei ini China mulai meningkatkan impor minyak sawitnya. Volume ekspor ke China tercatat meningkat sebesar 36.000 ton atau sekitar 26% dari 137.000 ton menjadi 173.000 ton di bulan Mei. Kenaikan permintaan di China selain dipengaruhi datangnya bulan Ramadhan juga karena adanya kenaikan harga kedelai. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mei 2014, ekspor CPO melonjak 23%
JAKARTA. Bulan Ramadan yang sudah di depan mata, mulai mengerek ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya asal Indonesia. Volume ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia untuk Mei 2014 tercatat meningkat sebesar 23% dari 1,38 juta ton pada bulan April, menjadi 1,7 juta ton di bulan Mei.Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, ekspor minyak sawit Indonesia terkerek karena adanya kenaikan permintaan dari negara-negara tujuan ekspor yang berpenduduk mayoritas muslim seperti Bangladesh dan Pakistan."Kenaikan permintaan yang sangat signifikan datang dari Bangladesh meskipun secara volume tidak sebesar negara tujuan utama ekspor Indonesia seperti India dan China," kata Fadhil dalam siaran persnya, Selasa (17/6).Bangladesh mencatatkan kenaikan permintaan mencapai 336% dibandingkan dengan bulan lalu, atau dari 26.600 ton menjadi 116.000 ton pada Mei 2014. Pakistan membukukan kenaikan permintaan mencapai 17% atau dari 123.000 ton menjadi 145.000 ton pada bulan Mei.Meskipun adanya larangan impor minyak goreng dan pembatasan larangan impor dalam skala besar karena adanya indikasi impor CPO ilegal, Pakistan tetap meningkatkan permintaan karena adanya kebutuhan untuk menambah stok didalam negeri selama masa Ramadan di mana konsumsi biasanya selalu meningkat dibandingkan dengan bulan biasanya.Jelang Ramadan, India meningkatkan permintaannya meskipun tidak signifikan. Volume ekspor ke India tercatat meningkat hampir 32.000 ton atau 17% dari 353.000 ton pada bulan April menjadi menjadi 385.000 ton pada bulan Mei. India tidak meningkatkan permintaan secara signifikan karena inflasi di dalam negeri masih tinggi dan nilai tukar rupee terhadap dollar masih lemah.Setelah terjadi penurunan permintaan yang cukup signifikan dari China pada April lalu, pada Mei ini China mulai meningkatkan impor minyak sawitnya. Volume ekspor ke China tercatat meningkat sebesar 36.000 ton atau sekitar 26% dari 137.000 ton menjadi 173.000 ton di bulan Mei. Kenaikan permintaan di China selain dipengaruhi datangnya bulan Ramadhan juga karena adanya kenaikan harga kedelai. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News