JAKARTA. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) kemungkinan akan menyampaikan rencana restrukturisasi utang kepada para kreditur pada awal Mei mendatang. Perusahaan pelayaran yang kini berada di bawah perlindungan pengadilan ini berusaha untuk merestrukturisasi utang dan biaya sewa. Sebagai catatan, kemarin (14/3), 13 anak usaha BLTA telah mengajukan perlindungan untuk mencegah kebangkrutan ke pengadilan di Manhattan, AS. Sehari sebelumnya, BLTA dinyatakan menang di Pengadilan Tinggi Singapura, yang berhasil mencegah penyitaan kapal saat perusahaan melakukan restrukturisasi.Cosimo Borrelli, Wakil Presiden untuk restrukturisasi BLTA menyatakan, perusahaan saat ini sedang dalam proses perundingan dengan pemilik kapal, dan telah memulai pula pembicaraan dengan kreditur yang dipimpin oleh DNB ASA. Namun, dia menolak merinci seputar pembicaraan tersebut, termasuk nama pemilik kapal tersebut. "Kami tidak berekspektasi proses ini akan sulit atau memakan waktu yang lama," ujarnya, kemarin (14/3).Berdasarkan pengajuan ke Pengadilan Singapura pada 12 Maret lalu, tercatat utang kelompok usaha BTLA ini mencapai US$ 2,4 miliar. Namun, Borrelli menegaskan, saat ini, BLTA masih beroperasi. Per Desember lalu, perusahaan memiliki 72 kapal, di mana 50 kapal dimiliki oleh anak perusahaan dan digadaikan kepada bank. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mei, BLTA ajukan rencana restrukturisasi utang
JAKARTA. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) kemungkinan akan menyampaikan rencana restrukturisasi utang kepada para kreditur pada awal Mei mendatang. Perusahaan pelayaran yang kini berada di bawah perlindungan pengadilan ini berusaha untuk merestrukturisasi utang dan biaya sewa. Sebagai catatan, kemarin (14/3), 13 anak usaha BLTA telah mengajukan perlindungan untuk mencegah kebangkrutan ke pengadilan di Manhattan, AS. Sehari sebelumnya, BLTA dinyatakan menang di Pengadilan Tinggi Singapura, yang berhasil mencegah penyitaan kapal saat perusahaan melakukan restrukturisasi.Cosimo Borrelli, Wakil Presiden untuk restrukturisasi BLTA menyatakan, perusahaan saat ini sedang dalam proses perundingan dengan pemilik kapal, dan telah memulai pula pembicaraan dengan kreditur yang dipimpin oleh DNB ASA. Namun, dia menolak merinci seputar pembicaraan tersebut, termasuk nama pemilik kapal tersebut. "Kami tidak berekspektasi proses ini akan sulit atau memakan waktu yang lama," ujarnya, kemarin (14/3).Berdasarkan pengajuan ke Pengadilan Singapura pada 12 Maret lalu, tercatat utang kelompok usaha BTLA ini mencapai US$ 2,4 miliar. Namun, Borrelli menegaskan, saat ini, BLTA masih beroperasi. Per Desember lalu, perusahaan memiliki 72 kapal, di mana 50 kapal dimiliki oleh anak perusahaan dan digadaikan kepada bank. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News