JAKARTA. Pelemahan penyaluran kredit nyatanya juga diikuti pelemahan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK). Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Mei 2013, total simpanan perbankan mencapai Rp 3.399 triliun atau tumbuh 14% dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih rendah ketimbang Mei 2012. Waktu itu, simpanan nasabah bank tumbuh 22%. Simpanan perbankan sebesar Rp 3.399 triliun itu terdiri dari DPK sebesar Rp 3.334 triliun dan simpanan bank lain senilai Rp 64 triliun. LPS mencatat, simpanan DPK dari bulan ke bulan (month to month/mtm) pada beberapa jenis simpanan menyusut, seperti simpanan di bawah Rp 100 juta anjlok 0,40% menjadi Rp 512,83 triliun.Kemudian simpanan antara Rp 100 juta sampai Rp 200 juta turun 0,87% menjadi Rp 185,35 triliun, sedangkan nominal simpanan Rp 200 juta hingga Rp 500 juta turun tipis 0,16% menjadi Rp 288,25 triliun. Simpanan Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar juga turun 5,21% ke Rp 325,91 triliun.Kepala Divisi Penjaminan LPS Tindu Siregar, mengatakan pelemahan tersebut merupakan siklus yang terjadi setiap tahun. Maklum, biasanya di bulan Mei masyarakat mencairkan dana demi memenuhi kebutuhan sekolah. Namun, siklus kali ini sedikit berbeda, karena masyarakat juga harus menyiapkan kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Simpanan perbankan akan kembali meningkat jika LPS rate naik. Kenaikan ini akan mendorong nasabah superkaya kembali memarkir dana di bank "Pelemahan ini bukan karena rendahnya suku bunga simpanan. LPS pasti akan merespons dengan kenaikan LPS rate, setelah Bank Indonesia menaikan BI rate sebesar 50 basis point (bps) bulan ini," ujarnya, Senin (15/7).Tapi, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja melontarkan pendapat berbeda. Menurutnya, pelemahan pertumbuhan DPK sudah terlihat sejak akhir 2012. Penyebabnya, bunga bank tak menarik ketika inflasi menanjak. Apalagi kenaikan BI rate di Mei tidak direspons dengan kenaikan suku bunga penjaminan. "Sebagian nasabah mulai mencari investasi di luar perbankan," ujarnya.Head of Liabilities, Wealt Management dan E-Channel Bank Permata, Bianto Surodjo, mengatakan deposito masih dominan di nasabah tajir, meski tingkat bunga simpanan nasabah berkantong tebal ini sesuai dengan yang berlaku di pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mei, pertumbuhan dana melambat
JAKARTA. Pelemahan penyaluran kredit nyatanya juga diikuti pelemahan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK). Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Mei 2013, total simpanan perbankan mencapai Rp 3.399 triliun atau tumbuh 14% dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih rendah ketimbang Mei 2012. Waktu itu, simpanan nasabah bank tumbuh 22%. Simpanan perbankan sebesar Rp 3.399 triliun itu terdiri dari DPK sebesar Rp 3.334 triliun dan simpanan bank lain senilai Rp 64 triliun. LPS mencatat, simpanan DPK dari bulan ke bulan (month to month/mtm) pada beberapa jenis simpanan menyusut, seperti simpanan di bawah Rp 100 juta anjlok 0,40% menjadi Rp 512,83 triliun.Kemudian simpanan antara Rp 100 juta sampai Rp 200 juta turun 0,87% menjadi Rp 185,35 triliun, sedangkan nominal simpanan Rp 200 juta hingga Rp 500 juta turun tipis 0,16% menjadi Rp 288,25 triliun. Simpanan Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar juga turun 5,21% ke Rp 325,91 triliun.Kepala Divisi Penjaminan LPS Tindu Siregar, mengatakan pelemahan tersebut merupakan siklus yang terjadi setiap tahun. Maklum, biasanya di bulan Mei masyarakat mencairkan dana demi memenuhi kebutuhan sekolah. Namun, siklus kali ini sedikit berbeda, karena masyarakat juga harus menyiapkan kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Simpanan perbankan akan kembali meningkat jika LPS rate naik. Kenaikan ini akan mendorong nasabah superkaya kembali memarkir dana di bank "Pelemahan ini bukan karena rendahnya suku bunga simpanan. LPS pasti akan merespons dengan kenaikan LPS rate, setelah Bank Indonesia menaikan BI rate sebesar 50 basis point (bps) bulan ini," ujarnya, Senin (15/7).Tapi, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja melontarkan pendapat berbeda. Menurutnya, pelemahan pertumbuhan DPK sudah terlihat sejak akhir 2012. Penyebabnya, bunga bank tak menarik ketika inflasi menanjak. Apalagi kenaikan BI rate di Mei tidak direspons dengan kenaikan suku bunga penjaminan. "Sebagian nasabah mulai mencari investasi di luar perbankan," ujarnya.Head of Liabilities, Wealt Management dan E-Channel Bank Permata, Bianto Surodjo, mengatakan deposito masih dominan di nasabah tajir, meski tingkat bunga simpanan nasabah berkantong tebal ini sesuai dengan yang berlaku di pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News