Mekanisme Tambal Sulam Utang Versi Indosat



JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) masih akan sarat beban utang. Pasalnya, jumlah utangnya yang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 4,5 triliun tak sebanding dengan posisi kasnya yang hanya sekitar Rp 2,2 triliun.Dalam waktu dekat, ISAT berencana menjual global bond alias obligasi global senilai US$ 500 juta. Krisna Dwi Setiawan, Kepala Riset Valbury Asia Securities, menduga, ISAT akan memanfaatkan dana obligasi tersebut untuk membayar utang lama tadi. Meski begitu, Krishna menilai, aksi ini tidak akan berpengaruh banyak pada kinerja perusahaan telekomunikasi itu. Sebab, pembiayaan kembali (refinancing) utang lewat penerbitan obligasi tidak akan mengubah rasio utang terhadap ekuitas (DER) ISAT yang kini mencapai 1,9 kali. Angka ini memang terbilang tinggi jika dibandingkan dengan pesaingnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), yang DER-nya cuma 1,02 kali. Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi berpendapat, rencana TLKM menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun bakal menjadi tantangan berat bagi penerbitan obligasi global ISAT. Perhatian investor akan terbelah, menimbang emiten yang terbaik, dari sisi fundamental dan imbal hasilnya. Apalagi, beberapa waktu lalu, Moody's Investor Service memangkas prospek (outlook) rating surat utang ISAT dari stabil menjadi negatif.Bila melihat secara fundamental, kinerja ISAT sesungguhnya tidak begitu memuaskan. Pasalnya, pada kuartal I-2010 lalu, laba usahanya turun 30% bila dibandingkan dengan periode sama 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test