Melahap laba dari bisnis mi khas Jepang



JAKARTA. Makanan khas Jepang mulai akrab di lidah orang Indonesia. Tak hanya sushi, mi ramen pun sudah menjadi ikon kuliner Jepang di tanah air dalam beberapa tahun terakhir. Celah inilah yang dilirik Rendi Agung, sehingga mendirikan Sumo Ramen Bar di Bandung sejak 2011.Rendi sengaja memilih nama Sumo Ramen Bar supaya identik dengan resto yang mengusung sajian khas Jepang. Ia mengusung menu andalan, mi pedas. Namun, berbeda dengan ramen pada umumnya, Sumo Ramen Bar tidak membuat beberapa tingkat kepedasan. "Hanya satu level kepedasan. Kami juga menyesuaikan dengan cita rasa Indonesia, yaitu penggunaan bumbu-bumbu khas Indonesia,” papar Rendi.Sejumlah menu yang ditawarkan Sumo Ramen Bar, seperti ultimate sumo ramen, tomyum ramen, curry ramen, miso ramen, udon, chicken katsu, beef teriyaki, beef bulgogi, korean popstar ramen dan suju ramen. Harganya berkisar Rp 5.000 hingga Rp 30.000 per porsi. Selain menyesuaikan selera Indonesia, Rendi mengklaim, keunggulan lain Sumo Ramen Bar, yakni porsinya cukup banyak dan menggunakan bahan baku yang terjamin segar. Dengan keunggulan itulah, ia mengaku, restonya diminati. Alhasil, sejak Mei 2011, ia pun membuka peluang kemitraan Sumo Ramen Bar.Saat ini, sudah ada lima gerai yang beroperasi. Perinciannya: satu gerai milik pusat di Bandung, sisanya milik mitra yang berlokasi di Bandung dan Jakarta. Anda berminat? Siapkan modal mulai dari Rp 30 juta sampai Rp 50 juta. Setiap paket kemitraan hanya dibedakan dari sisi luas tempat atau kapasitas pengunjung. Sebagai gambaran, nilai investasi Rp 50 juta untuk tempat seluas 36 meter persegi (m2). Ini mampu memuat 30 pengunjung.Dengan menyetor modal itu, mitra akan mendapatkan booth khas kaki lima Jepang, perlengkapan masak, kursi dan meja, serta bahan baku awal.Biaya royalti 5%Menurut Rendi, setiap gerai bisa meraup omzet sekitar Rp 25 juta. Dengan keuntungan bersih mencapai 40%, mitra diharapkan bisa balik modal dalam 1,5 tahun. Pihak pusat akan mengutip biaya royalti 5% dari total omzet bulanan mitra.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar menyebut, nilai investasi Sumo Ramen Bar  Rp 50 juta masih wajar. "Karena ini masih disebut kemitraan belum franchise. Tidak ada biaya ‘membeli’ nama besar dari franchisor,” jelasnya.Adapun, terkait menu sajian ramen, Anang bilang, secara umum, makanan ini ada yang suka, tapi ada juga yang tidak suka. Jadi bisa dibilang, menu ramen bagi masyarakat Indonesia adalah menu yang segmented pada beberapa kalangan.Namun, Anang bilang, hal tersebut tidak perlu membuat calon mitra menjadi waspada. Pasalnya sudah banyak usaha ramen yang berdiri dan mendapat respon positif dari masyarakat kita. “Hasil pengamatan saya, selama ini, kalau kuah ramennya tidak  terlalu kental, pasti bisa diterima,” imbuhnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini