KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yelooo Integra Datanet Tbk (Passpod) menjadi perusahaan penyedia jasa rental modem wifi dan
travel assistance pertama yang resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah menjadi perusahaan terbuka, emiten berkode saham YELO ini menargetkan menambah kapasitas layanan data dan memasarkan produk hingga luar negeri. Sebelum resmi menggelar
initial public offering (IPO) pada 29 Oktober lalu, YELO merupakan
stratup binaan IDX Incubator. Melalui IPO, total dana yang YELO serap sebesar Rp 48,8 miliar. Berdasarkan prospektus, sebesar 71,48% dari dana IPO akan digunakan untuk pengadaan
billing management system dan perangkat SIM Bank. Mayoritas dana IPO tersebut diperuntukkan untuk menunjang pengembangan bisnis penjualan paket data kepada pelanggan.
Wewy Suwanto, Direktur Operasional Yelooo Integra Datanet mengatakan, hingga akhir tahun ini, pihaknya akan fokus melakukan pengadaan
billing management system dan perangkat SIM Bank. Tahap finalisasi dan eksekusi pembelian sistem sedang berlangsung guna menambah kapasitas data internet dalam rangka menyambut
peak season akhir tahun. "Sistem yang kami punya saat ini, kami rasa masih kurang oke, makanya kami tambah beli sistem," kata Wewy kepada Kontan.co.id, Jumat (9/11). Selain itu, sekitar 3,87% dari dana hasil IPO juga akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi Passpod berupa penambahan fitur-fitur dalam aplikasi. Pengembangan bisnis melalui segmen
research and development (R&D) aplikasi dilakukan untuk memperkuat dan menambah fitur-fitur aplikasi yang sudah ada di-
pipeline YELO. "Kami akan realisasikan fitur tambahan diantaranya seperti
ticket event dan
self asuransi, dalam jangka pendek memang kami sedang mengejar untuk selesaikan ini," kata Wewy. Selanjutnya, fitur aplikasi juga akan dikembangkan dengam manambah jumlah atraksi wisata Sedangkan, sekitar 24,65% dana dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja termasuk membeli modem dan
power bank. Wewy mengatakan, YELO juga tengah fokus mengembangkan divisi marketingnya untuk memperluas wilayah pemasaran Passpod. Saat ini, wilayah pemasaran Passpod masih terbatas hanya di dalam negeri, khususnya di Jakarta, Surabaya dan Medan. Hingga akhir tahun, Wewy menargetkan akan meluncurkan Passpod di Bali dengan membuka bisnis
inbound dan
outbound traveller. Selain itu, Wewy juga menargetkan akan meluncurkan Passpod di Malaysia atau Singapura. Sementara, hingga saat ini layanan Passpod sudah dapat digunakan di 70 negara dan menyasar
outbound traveller. Sedangkan di jangka panjang, YELO memilki rencana melebarkan sayap ke negara-negara yang berbeda di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, Myanmar, Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan. "Tidak menutup kemungkinan jika perluasan ke lima negara tersebut lancar, maka kami akan meluncurkan ke satu atau dua negara lagi, seperti Hong Kong," kata Wewy. Wewy berharap apa yang segala peluncuran dan pembelian tambahan sistem di sisa tahun ini sudah bisa memberikan pendapatan di awal tahun depan.
Perusahaan ini juga berencana akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 78 juta Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 500 sampai dengan Rp 750 yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan 5 saham baru berhak memperoleh 3 waran. Perolehan dari pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja terutama untuk pengembangan usaha ke negara lain. Sekadar informasi, hingga April 2018, Passpod mampu mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 475 juta. Jumlah tersebut meningkat drastis dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 26,5 juta. Yelooo Integra Datanet menjadi emiten ke-46 di tahun 2018. Pada debut perdana di pasar modal, harga saham YELO tercatat melonjak 48,94% hingga ke Rp 560 dari harga pelaksanaan IPO Rp 375 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat