JAKARTA. Perusahaan produsen pelat timah untuk bahan baku kaleng, PT Latinusa Tbk (NIKL) mencatatkan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pembukaan pertama, saham NIKL dibuka dengan harga Rp 350 per saham, tapi menjelang penutupan sesi pertama NIKL terkulai ke Rp 330 per saham. NIKL telah melepas 20% sahamnya ke publik yang ekuivalen sebesar 504,6 juta lembar saham. Harga saham NIKL saat penawaran berada pada kisaran harga Rp 315- Rp 405 per saham. Adapun penetapan harga akhir adalah Rp 325 per saham. Dana penetapan harga di Rp 325 per saham itu, NIKL menargetkan bisa meraup dana sekitar Rp 164 miliar. "Rencanya perolehan dana tersebut akan kami gunakan untuk kebutuhan belanja modal dan proses revamping atawa mengubah fasilitas pabrik serta penambahan unit mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dari 130.000 ton menjadi 160.000 ton per tahun, sehingga kami mampu mendekati konsumsi nasional sebesar 180.000 ton-200.000 ton fasilitas produksi," ungkap Direktur Utama PT Latinusa Ardhiman TA Senin (14/12).
Melantai Perdana, Saham NIKL Terkulai
JAKARTA. Perusahaan produsen pelat timah untuk bahan baku kaleng, PT Latinusa Tbk (NIKL) mencatatkan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pembukaan pertama, saham NIKL dibuka dengan harga Rp 350 per saham, tapi menjelang penutupan sesi pertama NIKL terkulai ke Rp 330 per saham. NIKL telah melepas 20% sahamnya ke publik yang ekuivalen sebesar 504,6 juta lembar saham. Harga saham NIKL saat penawaran berada pada kisaran harga Rp 315- Rp 405 per saham. Adapun penetapan harga akhir adalah Rp 325 per saham. Dana penetapan harga di Rp 325 per saham itu, NIKL menargetkan bisa meraup dana sekitar Rp 164 miliar. "Rencanya perolehan dana tersebut akan kami gunakan untuk kebutuhan belanja modal dan proses revamping atawa mengubah fasilitas pabrik serta penambahan unit mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dari 130.000 ton menjadi 160.000 ton per tahun, sehingga kami mampu mendekati konsumsi nasional sebesar 180.000 ton-200.000 ton fasilitas produksi," ungkap Direktur Utama PT Latinusa Ardhiman TA Senin (14/12).