Melawan arus Asia, IHSG dibuka positif



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil dibuka di zona hijau pada awal transaksi perdagangan pagi ini (6/3). Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 09.11 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,2% menjadi 5.401,411.

Ada 116 saham yang melaju. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 53 saham dan 87 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,351 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 429,876 miliar.

Kenaikan delapan sektor menyokong pergerakan positif indeks. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor pertambangan naik 0,52%, sektor industri lain-lain naik 0,49%, dan sektor pertambangan naik 0,46%.


Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers antara lain: PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 4,57% menjadi Rp 2.290, PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 1,59% menjadi Rp 25.500, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 1,47% menjadi Rp 414.

Sedangkan posisi top losers indeks LQ 45 dihuni oleh: PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 1,24% menjadi Rp 3.180, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,09% menjadi Rp 63.775, dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 1,25% menjadi Rp 3.940.

Pagi ini, investor asing tampak membeli saham-saham Indonesia. Nilai net buy asing di seluruh market dan pasar reguler masing-masing mencapai Rp 6,7 miliar dan Rp 7 miliar.

Tasrul, analis Mirae Asset Sekuritas memprediksi, IHSG hari ini masih cenderung konsolidasi. "Perkiraan trading range hari ini 5.378-5.418.  Indikator MFI Optimized dan indikator RSI  Optimized akan menguji support trend line dengan volume masih di bawah rata-rata," jelasnya.

Bursa Asia tertekan

Bursa Asia tertekan pada transaksi perdagangan Senin (3/6) pagi. Data CNBC menunjukkan, pada pukul 08.20 waktu Singapura, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,56% di awal perdagangan.

Sedangkan indeks Kospi turun 0,47%. Sementara itu, indeks ASX 200 Australia berhasil kembali ke zona positif dan ditransaksikan naik 0,03% setelah sempat turun di awal transaksi perdagangan.

Tertekannya bursa Asia dipicu oleh kian meningkatnya risiko geopolitik di Asia setelah Korea Utara menembakkan tigal rudal balistik ke zona ekonomi eksklusif Jepang.

Berdasarkan informasi dari pemerintah Korea Selatan, Korea Utara menembakkan sejumlah rudal di kawasan pantai sebelah timur, yang terbang sekitar 1.000 kilometer (620 mil). Sedangkan pemerintah Jepang memberikan konfirmasi bahwa ada sekitar tiga rudal yang mendarat ke wilayah zona ekonomi ekslusif mereka. Jepang menegaskan, pihaknya tidak akan menoleransi negara terisolir itu untuk melakukan aksi provokasi lebih jauh lagi.

Di sisi lain, kecemasan mengenai perekonomian global juga muncul. Kondisi ini dipicu oleh melorotnya tingkat pertumbuhan global akibat tren negatif yang muncul seperti deglobalisasi dan proteksionism.

China juga mematok pertumbuhan ekonominya menjadi 6,5% pada tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dibanding target pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 6,5% hingga 7%.

Sementara itu, indeks dollar pagi ini diperdagangkan di level 101,43 setelah turun dari posisi 102 pada pekan lalu akibat pernyataan kenaikan suku bunga acuan Janet Yellen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie