KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) tercatat melemah 0,28% atau 21,88 poin ke level 7.694,66 pada perdagangan Jumat (25/10) lalu. Dalam sepekan, IHSG terkoreksi 0,84%. Research Analyst Phintraco Sekuritas Nurwachidah melihat, indeks-indeks Wall Street ditutup beragam di Jumat (25/10) kemarin. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mengakhiri enam pekan rally penguatan. Sementara rally Nasdaq memasuki pekan ketujuh. “Nasdaq ditopang oleh antisipasi rilis kinerja keuangan dari perusahaan teknologi besar di pekan ini seperti Amazon, Meta, Microsoft dan Nvidia,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (27/10).
Kinerja Wall Street dibayangi yield US Treasury tenor 10 tahun yang relatif tinggi pada pekan lalu, yaitu 4,24%. Kondisi ini dipicu oleh data
durable goods orders yang naik 0,4% secara bulanan pada periode September 2024 dan Michigan Consumer Sentiment yang tercatat 70,5 pada periode Oktober 2024, lebih tinggi dari perkiraan. “Data-data tersebut memicu keraguan pasar terhadap agresivitas pemangkasan suku bunga acuan The Fed di sisa 2024,” ungkapnya.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Awal Pekan (28/10) Nurwachidah mengatakan, pada pekan depan, pasar mencermati indikator-indikator ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang berpotensi memengaruhi pandangan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed di sisa 2024. “Selain itu, pasar akan merespons indeks manufaktur Chia yang diperkirakan sudah kembali ke atas 50 di Oktober 2024,” paparnya. Dari dalam negeri, fokus pasar masih kepada kinerja emiten untuk periode kuartal III 2024. Emiten bank, seperti BMRI dan BRIS dijadwalkan rilis kinerja di awal pekan. Lalu, diikuti ASII dan ADRO. Selanjutnya, adalah
consumer related, seperti ICBP dan KLBF, jelang akhir pekan. “Secara umum, pekan ini diperkirakan sebagai puncak periode rilis kinerja keuangan,” katanya.
Baca Juga: Simak Prospek ADRO di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis Alhasil, IHSG rawan mengalami pelemahan lanjutan hingga kisaran
support 7.630–7.650 pada Senin (28/10) besok.
Support level tersebut juga berimpitan dengan MA20. Secara umum, IHSG bergerak di level
support 7.630 dan
resistance 7.850, dengan pivot 7.750 pada perdagangan esok hari. “Pergerakan selanjutnya IHSG akan bergantung pada kemampuan IHSG bertahan di atas level 7.630 atau tidak,” ungkapnya. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, secara teknikal, IHSG pada Jumat kemarin gagal menembus level
resistance di 7.800. Sehingga, pekan ini IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan.
Baca Juga: Saham Grup Bakrie Makin Menarik, Simak Catatan Analis Dari pergerakan itu, bisa dikatakan bahwa IHSG mengalami tren yang walaupun masih
sideways, arahnya melemah. Estimasi target pelemahan bisa mencapai
demand zone di kisaran 7.420–7.480. “Kondisi ini berdekatan dengan siklus IHSG yang melemah di bulan November. Jadi bisa dikatakan bahwa pelemahan beberapa hari terakhir mencerminkan kondisi IHSG yang akan terjadi di bulan November,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (27/10). William memproyeksikan, IHSG bergerak di area 7.680–7.714 pada perdagangan esok hari (28/10). Sentimen penekan IHSG besok adalah adanya aliran dana asing pada perdagangan Jumat kemarin.
Net sell asing di pasar reguler Jumat kemarin tercatat sebesar Rp 843,92 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,7 triliun. “Asing kembali
net sell besar, sehingga IHSG berpotensi melemah lebih lanjut,” paparnya.
Baca Juga: Memerah Pekan Ini, Bagaimana Prospek IHSG pada Awal Pekan Depan? Untuk perdagangan besok, William merekomendasikan empat saham pilihan yang bisa diperhatikan investor. Pertama, PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (
BDKR). Rekomendasinya beli dengan level
support Rp 950 per saham dan
resistance posisi
all time high. Penguatan konsisten di atas MA5 dan MA20 untuk
trend following. Kedua, PT Timah Tbk (
TINS). Rekomendasinya
wait and see dengan level
support Rp 1.255 per saham dan
resistance Rp 1.415 per saham. Pergerakannya berpotensi melemah, terindikasi dari harga yang menurun di bawah indikator MA20. Ketiga, PT Petrosea Tbk (
PTRO). Rekomendasinya beli dengan level
support Rp 16.500 per saham dan posisi
resistance all time high. Penguatan saham PTRO konsisten di atas MA5 dan MA20 untuk
trend following. Keempat, PT Sinar Eka Selaras Tbk (
ERAL). Rekomendasinya beli dengan level
support Rp 248 per saham dan
resistance Rp 268 per saham. Pergerakan harga ERAL membentuk
demand zone pada area Rp 248–Rp 268 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati