Melemah 3 Hari Beruntun, Rupiah Spot Ditutup di Level Rp Rp 15.491 Kamis (4/1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) berlanjut untuk hari ketiga, Kamis (4/1).

Mengutip Bloomberg, rupiah pasar spot ditutup ke level Rp 15.491 per dolar AS atau melemah 0,06% dari posisi kemarin Rp 15.481.

Asal tahu, dolar naik tipis hari ini karena investor menilai kembali ekspektasi mereka terhadap skala penurunan suku bunga The Fed tahun ini. Dengan kehati-hatian yang menyelimuti pasar setelah reli yang mengesankan bulan lalu.


Baca Juga: Loyo, Rupiah Melemah 0,32% ke Rp 15.530 Per Dolar AS Pada Kamis (4/1) Siang

Terhadap sekeranjang mata uang, greenback naik 0,03% menjadi 102,43, mendekati level tertinggi tiga minggu di 102,73 yang dicapai pada sesi sebelumnya.

Greenback ke level tertinggi lebih dari dua minggu terhadap yen di Asia. Perdagangan kembali berjalan lancar dengan kembalinya Jepang dari liburan Tahun Baru.

Terhadap yen, dolar mencapai puncaknya di 143,90 dan terakhir berpindah tangan di 143,75, setelah melonjak lebih dari 0,9% terhadap mata uang Jepang di sesi sebelumnya, hari terbaiknya sejak Oktober.

Dolar Australia, yang sering digunakan sebagai proksi untuk selera risiko, berjuang untuk melepaskan diri dari level terendah dua minggu pada hari Rabu di $0,6703 dan terakhir dibeli $0,6744.

Dolar Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko berpindah tangan di $0,6266, setelah menyentuh level terendah dua minggu di $0,6221 di sesi sebelumnya.

Risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Desember yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa para pejabat yakin inflasi akan terkendali dan khawatir tentang risiko kebijakan moneter bank sentral yang "terlalu ketat" terhadap perekonomian.

Baca Juga: Pasar Lebih Dinamis, Simak Tips Mengatur Portofolio di Tahun Politik

Namun, tidak ada petunjuk yang jelas mengenai kapan the Fed dapat mulai menurunkan suku bunga. Para pembuat kebijakan masih melihat perlunya suku bunga tetap ketat untuk beberapa waktu.

"Pesan bahwa suku bunga akan tetap tinggi menimbulkan pandangan kedua terhadap ekspektasi penurunan agresif yang diprediksikan oleh pasar," kata Christopher Wong, currency strategist di OCBC.

"Kekhawatiran pertumbuhan global, sentimen risk-off di ekuitas AS dan pasar yang sebagian melepas sebagian dari taruhan agresif mereka terhadap pemangkasan The Fed adalah beberapa faktor yang mendorong rebound dolar AS sejauh ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto