Melemah Akhir Pekan Lalu, Mata Uang Euro Berpotensi Menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang euro (EUR) berpotensi rebound melawan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB) menaikkan suku bunga.

Menurut Bloomberg, pasangan mata uang EUR/USD, pada penutupan Jumat (25/11) berada di 1,0396 atau turun 0,14% sebagai respons hawkish terhadap hasil pertemuan ECB.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan euro masih dibayangi sentimen global walaupun risalah pertemuan kebijakan moneter ECB yang hawkish pada pertemuan terakhir dan berseberangan dengan The Fed yang dovish di minggu ini.


"Secara keseluruhan, suku bunga ECB masih jauh d ibawah The Fed. Terlebih kalau dibandingkan terminal rate The Fed yang dikisaran 5% masih lebih tinggi dari ECB yang diperkirakan di kisaran 3%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/11).

Baca Juga: Tandai Jalur Pengetatan Moneter AS Lebih Lama, Yield Obligasi Zona Euro Terkerek

Walau demikian, menurut Lukman, perkembangan ini cenderung memberikan nafas pada euro untuk rebound. Namun,  penguatan euro lebih lanjut masih akan bergantung pada perkembangan di Eropa dan Amerika Serikat.

Secara teknikal, pergerakan euro berpotensi rebound hingga 1,0800. Hanya saja, untuk penguatan lebih lanjut akan diragukan mengingat pasar melihat peluang resesi di Eropa akan lebih dalam dan lebih besar daripada AS.

Terlebih masalah geopolitikal perang Ukraina dan Rusia yang masih akan terus membebani perekonomian Eropa.

Lukman menyampaikan perbedaan suku bunga antara ECB dan The Fed masih cukup besar. "Saya melihat carry trade EUR/USD masih akan cenderung menekan euro. Upside masih akan terbatas," tuturnya.

Ia memperkirakan, pergerakan EUR/USD berpotensi menguat hingga akhir tahun dan semester I 2023 diperkirakan akan datar di kisaran 1,0800. Sementara di semester II hingga akhir 2023, euro akan kembali melemah dan kembali ke 1,0000 - 1,03000 per dolar AS.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Ekonomi Negara Besar Semakin Melemah dari Berbagai Indikator

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat