KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri tahun 2020 dengan parkir di zona merah. Pada hari terakhir perdagangan tahun 2020, Rabu (30/12), IHSG melemah 57,10 poin atau terkikis 0,95% menjadi 5.979,07. Mayoritas sektor saham di bursa memang melemah. Hanya indeks saham sektor agrikultur yang berhasil menguat 0,89%. serta indeks saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi yang meningkat 0,17%. Sementara itu, sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi mengalami penurunan paling dalam hingga 2,49%. Lalu indeks saham sektor industri dasar dan kimia yang terkikis 2,02%. Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, pelemahan IHSG diperberat oleh sentimen mutasi atau varian baru dari virus Covid-19. Di sisi lain, kasus Covid-19 terus mengalami kenaikan.
"Adapun data-data makro ekonomi domestik maupun global masih belum memberikan high market impact yang positif," ujarnya, Rabu (30/12). Baca Juga: Mandiri Sekuritas memprediksi IHSG bisa menuju level 6.850 di tahun ini IHSG diprediksi akan menguat pada awal perdagagangan tahun 2021. Secara teknikal, berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance IHSG berada pada 5874.89 hingga 6157.11. Adapun MACD masih menunjukkan sinyal positif, meskipun telah menampakkan pola dead cross. Sementara itu, Stochastic maupun RSI bergerak ke bawah di area netral. "Pergerakan IHSG telah menguji garis MA 20 sehingga peluang terjadinya penguatan menuju ke level resistance terdekat masih terbuka lebar," ujarnya dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (30/12). Berbeda, analis Artha Sekuritas Indonesia Denies Christoper Jordan memprediksi IHSG akan bergerak melemah Senin (4/1). Dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (30/12) dijelaskan, secara teknikal IHSG candlestick membentuk formasi double top sehingga ada indikasi kuat pergerakan akan kembali melemah. "Pergerakan awal tahun 2021 akan dipengaruhi beberapa data perekonomian di antaranya data manufaktur dan inflasi. Selain itu, ada kekhawatiran akan semakin tingginya lonjakan kasus Covid-19 pasca libur akhir tahun," ujarnya dalam riset.