Melemah hari ini, rupiah berpotensi menguat pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih ditekan oleh sentimen global pada penutupan pasar spot hari ini. Mengutip situs Bloomberg, Jumat (1/3), rupiah spot melemah sebesar 0,36% di level Rp 14.120 per dollar Amerika Serikat (AS), dari posisi sebelumnya di level Rp 14.069 per dollar. Dalam sepekan, rupiah melemah 0,44%.

Sementara berdasarkan Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) rupiah dibanderol Rp 14.111 per dollar AS, atau ikut melemah sebesar 0,34% dari posisi sebelumnya di level Rp 14.062 per dollar AS. Dalam sepekan, Jisdor melemah 0,22%.

Pekan ini, rupiah hanya berhasil menempati posisi nyaman Rp 13.992 per dollar AS dalam satu hari pada Selasa (26/2). Pada hari berikutnya rupiah kembali melemah di posisi Rp 14.030 per dollar AS. Rally pelemahan rupiah kemudian berlanjut hingga Jumat (1/3) atau pada penutupan pasar spot hari ini.


Ekonom Bank BCA, David Sumual menjelaskan bahwa pelemahan rupiah masih didominasi oleh efek eksternal, di antaranya adalah konflik yang terjadi antara India dan Pakistan terkait serangan udara yang diduga dilakukan oleh India di kawasan Kashmir, Pakistan.

Konflik antara dua negara pemilik nuklir tersebut berawal pada Rabu (27/2) lalu saat pesawat milik India, ditembak jatuh di Desa Horran, di wilayah Kahmir yang dikuasai Pakistan. Pecahnya konflik tersebut, dinilai membuat pelaku pasar enggan menaruh dananya pada emerging market.

Selain itu, ketiadaan kesepakatan yang terjalin antara Presiden Donald Trump dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un seputar sanksi perdagangan dan denuklirisasi. Pada pertemuan Kamis (28/2), bahkan Trump dikabarkan mempercepat pertemuannya dengan Kim Jong Un selama 30 menit.

“Di tengah ketidakpastian dan kekhawatiran pasar tersebut, rilis data AS  menunjukan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kuartal IV 2018, perekonomian mereka tumbuh sebesar 0,08%,” jelas David kepada kontan.co.id, Jumat (1/3).

David melihat potensi penguatan rupiah bisa terjadi pekan depan mengingat akan diadakannya kembali pertemuan Federal Open Market Committte (FOMC) minggu depan. Ditambah lagi, menurutnya inflasi Indonesia yang masih dapat terkontrol mampu menjadi kekuatan rupiah pada pekan depan.

“BPS mencatat deflasi sebesar 0,08% pada Februari 2019. Sementara tingkat inflasi tahunan sebesar 2,57%. Ini akan menjadi kekuatan bagi rupiah pada pekan depan,” ujar David.

Dirinya menambahkan, pertemuan kembali Trump dengan Presiden China, Xi Jinping pada pekan depan. Hal ini bisa menjadi katalis bagi rupiah, karena optimisme terhadap pasar emerging biasanya mencuat.

Dengan demikian, David memprediksi rupiah akan bergerak stabil di kisaran Rp 14.070 per dollar AS–Rp 14.170 per dollar AS pada Senin mendatang. Sementara pada sepekan ke depan, David memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp 14.050 per dollar AS–Rp 14.200 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati