KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan kinerja yang kurang memuaskan. Pada Jumat (16/7), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,1% ke Rp 14.498 per dolar Amerika Serikat (AS). Walau begitu, dalam sepekan terakhir, rupiah masih mencatatkan penguatan 0,21%

Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini juga mencatatkan pelemahan. Rupiah ditutup di level Rp 14.517 per dolar AS atau terkoreksi 0,1%. Jika dihitung dalam sepekan, rupiah Jisdor masih menguat 0,21%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, rupiah sebenarnya bergerak cukup dinamis pada sepekan terakhir. Pada awal pekan ini, rupiah cenderung menguat saat itu karena indeks dolar AS yang melemah seiring adanya pernyataan dovish dari Gubernur The Fed Jerome Powell.

Sementara dari dalam negeri, data ekonomi Indonesia seperti penjualan ritel hingga neraca perdagangan masih cukup solid walaupun sedikit di bawah ekspektasi pasar. 

Baca Juga: IHSG menguat 0,54% dalam sepekan ke 6.072 hingga Jumat (16/7)

Namun, menjelang akhir pekan, pasar justru kembali bergerak mencari dolar AS sebagai aset safe haven yang likuid. Hal ini sejalan dengan data-data ekonomi AS seperti inflasi AS dan klaim pengangguran yang relatif baik.

“Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 secara global membuat pasar juga melirik dolar AS. Sementara di dalam negeri, kasus Covid-19 juga terus tinggi dalam dua hari terakhir. Ini pada akhirnya meningkatkan risiko dan membuat rupiah melemah dua hari terakhir,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (16/7).

Memasuki pekan depan, Faisyal memperkirakan rupiah masih akan bergerak pada rentang Rp 14.400 per dolar AS-Rp 14.580 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Jisdor melemah 0,1% ke Rp 14.517 per dolar AS pada Jumat (16/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati