KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini terdampak hasil rapat Federal Reserve (The Fed). Mata uang garuda berbalik melemah karena The Fed masih
hawkish. Rupiah di pasar spot melemah 0,21% ke level Rp 15.626 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (15/12). Sejalan dengan pelemahan di pasar spot, Rupiah Jisdor melemah 0,07% ke level 15.630 per dolar AS. Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan bahwa tertekannya rupiah pada hari ini akibat
rebound pada dolar AS pasca pertemuan Federal Open Market Comitte (FOMC).
The Fed mempertahankan
stance hawkish dengan menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) di bulan Desember. Sementara, data neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus ke-31 berturut-turut belum mampu membawa rupiah menguat. Dari sisi pertumbuhan ekspor memang terpantau lebih rendah dari perkiraan dan impor yang lebih rendah dari bulan sebelumnya. "Hasil tersebut menunjukkan permintaan yang lemah, sehingga dimaknai bisa kembali memicu kekuatiran perlambatan ekonomi," ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (15/12). Lukman memperkirakan Rupiah masih akan tertekan baik oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah pertemuan Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) malam ini.
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke 15.626 Per Dolar AS Pada Hari Ini (15/12) Apabila Bank sentral tersebut juga terkesan
hawkish seperti halnya the Fed, maka hal ini akan memberikan tekanan pada Bank Indonesia (BI). Di sisi lain, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati pelemahan rupiah merupakan pengaruh dari rilis data Tiongkok yang cenderung melambat dibandingkan perkiraan. Data Tiongkok yang rilis hari ini diantaranya Industrial Production melambat menjadi 2,2%
year-on-year (YoY) dari sebelumnya 5,0% YoY, dan
retail sales yang melambat menjadi 3,8% yoy dari sebelumnya 4,0% yoy.
Namun Josua melihat ada peluang bagi rupiah untuk menguat terbatas pada perdagangan besok, Jumat (16/12). Hal itu tergantung pada rilis data AS nanti malam antara lain
retail sales dan
industrial production, jika terafirmasi mengalami pelemahan. "Pelemahan data AS diperkirakan mampu mendorong penurunan inflasi di jangka menengah," kata Josua. Josua memprediksikan rupiah bakal bergerak di kisaran Rp 15.550 - Rp 15.650 per dolar AS. Sedangkan, Lukman memproyeksikan rentang rupiah akan berada di area Rp 15.550 - Rp 15.700 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari