Melemah Hari Ini, Simak Proyeksi Rupiah pada Rabu (2/11)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (1/11). Rupiah di pasar spot berada di level Rp 15.628 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah spot melemah 0,19% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 15.598 per dolar AS. Sementara, rupiah di pasar Jisdor melemah 0,32% menuju level Rp 15.647 per dolar AS.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah melemah terpengaruh rilis data inflasi Indonesia bulan Oktober yang lebih rendah dari perkiraan. Hal itu dimaknai sebagai meredanya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).


"Dengan kondisi tersebut, maka semakin membuat rupiah tidak menarik bagi investor, dimana suku bunga rupiah semakin tertinggal dari dolar AS," ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (1/11).

Baca Juga: Terlemah di Asia, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.628 Per Dolar AS di Hari Ini

Terlebih, pada Federal of Meeting Committee (FOMC) pekan ini, Federal Reserve diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps).

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan bahwa The Fed diprediksi masih akan menaikkan suku bunga acuannya sampai tahun 2023. Potensi meningkatnya Fed Funds Rate (FFR) juga mempengaruhi kenaikan yield US Treasury yang saat ini naik ke atas 4% untuk tenor 10 tahun.

Indeks dolar (DXY) kembali menguat ke level 111,1 atau naik 15,41 bps secara year to date (YTD) yang mengindikasikan apresiasi terhadap dolar akan berlanjut terhadap mata uang global.  

Baca Juga: Ekonom Mandiri Perkirakan Kenaikan Inflasi Berlanjut hingga Semester I 2023

Di sisi lain, Reny memaparkan bahwa pada minggu ini terdapat beberapa rilis data global yang dapat diantisipasi seperti data sektor tenaga kerja AS, ISM manufaktur AS, tingkat pengangguran Uni Eropa, penjualan mobil Inggris, dan cadangan devisa Tiongkok. 

Data US nonfarm payroll (NFP) diprediksi bertambah sebesar 200 ribu dan tingkat pengangguran AS diperkirakan naik ke level 3,6% pada Oktober 2022 (dari 3,5% pada bulan September 2022). 

"Volatilitas rupiah masih tinggi seiring dengan kebijakan hawkish The Fed dan meningkatnya inflasi global," kata Reny kepada kontan.co.id, Selasa (1/11).

Reny memproyeksikan, secara teknikal rupiah akan bergerak ke kisaran Rp 15.515 per dolar AS-Rp 15.655 per dolar AS pada pekan ini.

Sementara Lukman melihat pelemahan rupiah akan menuju area Rp 15.550per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS pada perdagangan Rabu, (2/11). Namun, sentimen risk on di bursa, penurunan imbal hasil obligasi AS serta pelemahan dolar AS akan membatasi pelemahan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati