KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah melanjutkan tren pelemahan dari awal pekan, pada Rabu (20/3). Investor mengkhawatirkan nada
hawkish pada pertemuan The Fed, Kamis (21/3) dinihari waktu Indonesia. Mengutip Bloomberg, Rabu (20/3), kurs rupiah spot melemah 0,03% ke Rp 15.723 per dolar AS. Sementara nilai tukar rupiah rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0,09% ke Rp 15.727 per dolar AS. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah terdampak investor yang masih menunggu isyarat arah suku bunga pada FOMC The Fed. Para pedagang mengkhawatirkan potensi sikap
hawkish dari bank sentral, mengingat inflasi yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan selama dua bulan terakhir.
Fokus khususnya tertuju pada konferensi pers dengan Ketua Fed, Jerome Powell, setelah pertemuan. Bank sentral berpotensi bersikap
hawkish dan memangkas prospek penurunan suku bunga tahun ini.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,09% ke Rp 15.727 Per Dolar AS, Rabu (20/3) “Pasar sekarang terfokus pada kesimpulan pertemuan Fed, di mana bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (20/3). Dari Asia, pasar nilai tukar dipengaruhi langkah Bank of Japan (BoJ) untuk menjauh dari suku bunga negatif dan pengendalian kurva imbal hasil. Selain itu, Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya tidak berubah seperti yang diharapkan pada hari Rabu (20/3). Sementara itu, Ibrahim melihat, sentimen internal yang mempengaruhi rupiah adalah langkah Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 19-20 Maret 2024. Suku bunga
deposit facility tetap di posisi 5,25% dan
lending facility sebesar 6,75%. Pasar juga sedang menunggu pengumuman resmi hasil Pemilu yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU). Walaupun kemungkinan besar pemenangnya adalah paslon 02 yaitu Prabowo-Gibran, namun masih akan ada demonstrasi dari pihak-pihak yang tidak menerima hasil tersebut. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, Rupiah pada Rabu bergerak datar (
sideways) di tengah sentimen investor yang cenderung menunggu hasil rapat FOMC. Kecenderungan ini terefleksi dari pergerakan mata uang Asia lainnya. Dimana sebagian besar mata uang Asia cenderung bergerak dalam rentang yang terbatas kecuali Dollar Taiwan, Peso Filipina, dan Yen Jepang. Sementara dari internal, rupiah dipengaruhi keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunganya di level 6,00%, sejalan dengan usaha BI untuk menjaga stabilitas moneter. Di samping itu, Bank Indonesia melihat pemotongan suku bunga Fed akan terjadi pada semester kedua 2024.
Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 15.723 Per Dolar AS, Rabu (20/3) Setelah BI Menahan BI Rate “Sehingga masih akan ada gejolak di pasar keuangan dalam jangka pendek,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (20/3). Menurut Josua, rupiah berpotensi bergerak menguat terbatas di perdagangan Kamis (21/3), sejalan dengan proyeksi hasil rapat FOMC malam nanti. The Fed diperkirakan akan mulai memberikan sinyal yang lebih jelas terkait dengan besaran dan timing pemotongan suku bunga, sehingga sentimen
risk-on diperkirakan meningkat. Josua memproyeksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.650 – Rp 15.750 per dolar AS di perdagangan Kamis (21/3). Sedangkan, Ibrahim memprediksi rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp15.710 – Rp15.780 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi