KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melemah tipis tapi masih mampu bertahan di atas level US$ 2.000 per ons troi di awal pekan ini. Koreksi tipis harga emas ini menyusul penurunan harga yang tajam pada Jumat (14/4) lalu dari level tertinggi lebih dari setahun terakhir. Senin (17/4) pukul 6.38 WIB, harga emas spot berada di US$ 2.002,46 per ons troi. Harga emas spot melemah 0,08% dari posisi akhir pekan lalu US$ 2.004,17 per ons troi. Sedangkan harga emas kontrak Juni 2023 di Commodity Exchange turun tipis ke US$ 2.015,60 per ons troi pada pagi ini. Jumat lalu, harga emas berjangka ditutup pada US$ 2.015,80 per ons troi.
Harga emas turun tajam pada hari Jumat setelah melonjak ke puncak lebih dari satu tahun di sesi terakhir. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan pejabat Federal Reserve menandai perlunya kenaikan suku bunga menjadi pemberat harga emas di akhir pekan lalu.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Melemah Tajam di Awal Pekan, Senin (17/4) Indeks dolar memantul dari level terendah satu tahun dan imbal hasil Treasury naik setelah seorang pejabat penting Fed memperingatkan bahwa bank sentral perlu melanjutkan kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi. Pagi ini, indeks dolar kembali menguat tipis ke 101,65 dari penutupan Jumat lalu pada 101,55. Emas bersaing dengan dolar sebagai tempat berlindung yang aman di tengah gejolak ekonomi atau politik. Penguatan mata uang AS juga meredupkan selera untuk emas bagi pembeli dengan mata uang non-dolar AS. Juga menahan emas yang tidak menawarkan imbal hasil, CME FedWatch menunjukkan para pedagang sekarang memperkirakan peluang 80,2% dari kenaikan 25 basis poin suku bunga Fed Funds Rate (FFR) di bulan Mei dibandingkan dengan peluang 70% di awal pekan lalu. Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures mengatakan bahwa pasar logam kemungkinan akan melemah saat kita memasuki periode pemadaman menjelang keputusan Fed pada bulan Mei dengan perkiraan kenaikan 25 bps.
Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Masih Sulit Naik di Tengah Ancaman Resesi Global "Harga akan stabil sekitar US$ 2.000," kata Pavilonis kepada
Reuters. Tetapi analis mengatakan prospek bullion tetap positif di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi yang dapat mendorong Fed untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga. "Saya masih memperkirakan harga akan mencapai rekor tertinggi dan memperpanjang keuntungan hingga US$ 2.100," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago. Di sisi fisik, reli harga membuat pembelian emas fisik tidak menarik di seluruh hub utama Asia pekan lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati