Melemah tipis, harga minyak WTI masih bergerak di atas US$ 53 per barel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis di awal perdagangan hari ini. Selasa (2/2) pukul 7.22 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) turun tipis ke US$ 53,53 per barel dari harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 53,55 per barel.

Harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Senin, didukung oleh turunnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya permintaan bahan bakar musim dingin karena salah satu badai salju terburuk yang melanda timur laut AS dalam beberapa tahun.

Data pemerintah AS pekan lalu menunjukkan penarikan stok 2,3 juta barel di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman minyak mentah berjangka. Laporan Wood Mackenzie menyebutkan, stok minyak diperkirakan turun 2,3 juta barel lagi pekan ini.


"Minyak mentah didukung oleh banyak faktor kecil minggu ini, perkiraan penurunan di Cushing, kenaikan tiba-tiba permintaan bahan bakar musim dingin di tengah cuaca yang lebih dingin, dan pembicaraan lebih lanjut di Capitol Hill tentang bantuan tunai," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas stabil setelah kemarin melonjak lebih dari 6%

Timur laut AS dilanda badai salju musim dingin yang kuat, menghantam Pennsylvania hingga New England dan menyebabkan gangguan yang meluas di Kota New York dan pusat kota besar lainnya di wilayah tersebut.

Goldman Sachs mengatakan harga minyak bisa naik menjadi US$ 65 pada Juli mendatang. Goldman memperkirakan defisit pasar minyak 900.000 barel per hari (bph) pada paruh pertama 2021, tingkat yang lebih tinggi dari prediksi sebelumnya sebesar 500.000 barel per hari.

Survei Reuters menunjukkan, produksi minyak OPEC naik untuk bulan ketujuh pada Januari. OPEC+ mengurangi pembatasan pasokan lebih lanjut meskipun pertumbuhan produksi lebih kecil dari yang diharapkan.

"Sepertinya kepatuhan OPEC benar-benar mendorong kompleksitas lebih tinggi, serta ekspektasi bahwa kita akan melihat persediaan AS mengetat selama beberapa minggu ke depan," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.

Baca Juga: Bea masuk India turun, penguatan harga CPO bertahan hingga kuartal I-2020

Sumber Reuters mengatakan, produksi kondensat minyak dan gas Rusia juga meningkat pada Januari. Tetapi peningkatan itu sejalan dengan ekspektasi, menyusul kesepakatan Moskow dengan OPEC mengenai pengurangan produksi.

Di sisi lain, pengebor minyak dan gas AS bersiap untuk mencuil permintaan. Harga minyak yang lebih tinggi menyebabkan pengeboran sumur baru menguntungkan lagi. Bahkan, jumlah rig beroperasi naik untuk bulan keenam berturut-turut hingga Januari.

Data produksi Energy Information Administration menunjukkan, produksi minyak naik menjadi lebih dari 11 juta barel per hari pada November, pertama kalinya melebihi angka itu sejak April. 

Baca Juga: Harga minyak berbalik menguat, Brent naik 1% dan WTI menuju US$ 52,6 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati