KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Kamis (13/6) diprediksi masih mampu menguat. Dukungan terbesar masih dari sentimen eksternal Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar
spot ditutup di level Rp 14.241 per dollar AS, melemah tipis 0,01% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.239 per dollar AS. Sementara itu, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah ada di level Rp 14.234 per dollar AS, menguat 0,16% dibanding sehari sebelumnya.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, meskipun rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini (12/6), namun besok masih berpeluang kembali menguat. Sentimen terbesar untuk penguatan rupiah, menurutnya bakal datang dari eksternal. "Cenderung dari sentimen eksternal," kata Ibrahim, Rabu (12/6). Beberapa sentimen eksternal antara lain meningkatnya ketegangan perdagangan terjadi usai Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan akan mempertahankan ekspansi, dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi di sasaran 2%. Selain itu, The Fed juga akan mengadakan rapat untuk memastikan arah kebijakan berikutnya pada 18 Juni-19 Juni dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya. Di sisi lain, dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu akibat perang dagang dan Brexit, Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan menurunkan suku bunga dan kembali menggelontorkan stimulus tahun ini, guna untuk memulihkan ekonomi di zona Eropa. Bank Sentral Rakyat China (PBoC) kabarnya juga akan menyuntikkan CNY 35 miliar (US$ 5,06 miliar) melalui operasi pasar terbuka. Langkah tersebut diambil untuk menahan dampak dari konflik perdagangan AS-China yang telah membebani yuan tahun ini.
"Dalam perdagangan hari ini, rupiah di tutup melemah. Untuk transaksi besok, rupiah akan ditransaksikan kembali menguat di level Rp 14.226 - Rp 14.270 per dollar AS," jelas Ibrahim. Sementara itu, di dalam negeri, sentimen domestik yang bakal pengaruhi pergerakan rupiah besok yakni, menanti sikap Bank Indonesia (BI) yang dirasa perlu untuk menurunkan BI 7
day reverse repo rate. "Kenapa harus diturunkan? karena itu biasanya akan diikuti dengan penurunan tingkat bunga kredit di perbankan. Sehingga, dunia usaha dan masyarakat bisa mendapat sumber likuiditas yang lebih murah untuk menggerakkan roda ekonomi domestik," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi