Melesat 78,06%, Total Laba Bersih Bank Himbara Capai Rp 72,05 Triliun di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mampu mencatatkan kinerja positif di masa pandemi Covid-19. Kelompok bank yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI dan BTN secara total mampu meraup laba sebesar Rp 72,05 triliun di  2021. Jumlah itu melesat 78,06% dari perolehan laba 2020 yang hanya Rp 40,34 triliun.

Apabila dirinci, secara total di sepanjang tahun 2021, BRI mencetak laba Rp 30,76 triliun, Mandiri Rp 28,03 triliun, BNI Rp10,89 triliun dan BTN menyumbang laba Rp 2,37 triliun.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan, kinerja Himbara tergolong positif. Terlebih, Himbara memiliki tugas sebagai agent of development, sehingga dituntut oleh banyak pihak untuk menjadi pionir dalam menggairahkan sektor riil.


Ia menilai bank-bank milik pemerintah ini aktif mencari ceruk pertumbuhan berkualitas di masa pandemi agar penyaluran dapat tumbuh lebih positif pada tahun kedua pandemi.

Lanjutnya, hal ini pula yang akhirnya berdampak pada penyerapan tenaga kerja kembali guna meningkatkan kembali kapasitas produksi industri, sekaligus memulihkan daya beli masyarakat.

“Caranya bank pemerintah wajib mengucurkan kredit ke sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Untuk itu, bank pemerintah suka tak suka harus menyalurkan kredit ke sektor manufaktur, pertanian, dan infrastruktur,” kata dia, dalam pernyataan tertulis pada Senin (21/2) malam.

Baca Juga: Ekonomi Membaik, Biaya Kredit Perbankan Diperkirakan Turun Pada Tahun Ini

BNI misalnya, bank yang diberi mandat sebagai bank Himbara yang go global. Paul berpendapat, sejatinya spesialisasi bisnis BNI di segmen perdagangan internasional (trade finance) sudah berjalan lama.

Hal ini didukung dengan minimal enam kantor cabang luar negeri. Mulai dari New York, Tokyo, London, Hong Kong, Singapura, hingga Seoul. "Apalagi jumlah kantor cabang luar negeri akan terus bertambah sebagai sayap bisnis internasional,” kata dia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menambahkan, kinerja tantangan terbesar bagi Himbara ke depan adalah investasi yang tidak murah. Khususnya bagi yang baru mempunyai anak usaha bank digital.

Pasalnya, investasi diperlukan tidak hanya untuk pengembangan aplikasi tapi juga user experience dan cyber security.

“Bank BUMN yang punya anak usaha bank digital di tahun-tahun awal biaya operasionalnya meningkat signifikan, modal yang dibutuhkan untuk investasi dari bank konvensional,” kata Bhima.

BNI yang baru saja mengakuisisi Bank Mayora yang akan dijadikan bank digital. Pada awal pembentukannya perseroan harus menyiapkan investasi di bidang teknologi, SDM, serta sistem pelayanan. Investasi itu, kata Bhima, dipastikan sangat mahal dan akan menguras modal tahun awal.

Tantangan lainnya, adalah BNI belum memiliki ekosistem seperti halnya bank digital swasta yang memiliki ekosistem e-commerce atau ride hailing. “Meski demikian, ke depan setelah model bisnis teruji dan dapat respons positif dari nasabah, akan meningkatkan profitabilitas BNI,” ujar Bhima.

Keberhasilan BNI mengembangkan bank digital, lanjut Bhima juga dipastikan akan berdampak pada prospek saham BBNI. Apalagi jika bank digital milik BNI bisa melakukan customer acquisition secara cepat.

 
BBNI Chart by TradingView

“Prospek saham BNI cukup positif. Saham BBNI dalam enam bulan terakhir melesat 45,6% juga dipengaruhi oleh ekspektasi pengembangan anak usaha bank digital,” ujar Bhima.

“Meski kita semua terus berjuang menghadapi disrupsi akibat pandemi, kinerja positif Himbara nyatanya tetap bisa ditingkatkan. Kinerja keuangan, operasional, dan tanggung jawab sosial yang dilakukan dapat meningkat dengan pesat. Hal ini tak lepas dari transformasi yang tengah dilakukan,” kata Menteri BUMN RI Erick Thohir.

Erick Thohir juga mengapresiasi transformasi di tubuh masing masing bank Himbara yang kemudian saat ini menjadi keunggulan kompetitif dalam persaingan di industri keuangan nasional.

Dia menuturkan, masing-masing bank Himbara telah memiliki spesialisasi unik dan berbeda sehingga tidak ada tumpang tindih. Artinya masing-masing memiliki fokus bisnisnya masing-masing.

Seperti misalnya BRI yang semakin fokus pada segmen UMKM dan ultra mikro, Mandiri didedikasikan fokus menggarap segmen korporasi dan pengusaha nasional agar dapat terus bangkit.

Lalu BNI memiliki tugas khusus menggarap bisnis internasional dan BTN akan tetap pada bisnis utamanya di bidang perumahan untuk mengurangi angka backlog dan membantu masyarakat, termasuk millenials, agar lebih mudah mendapatkan hunian.

“Ke depan tentu kami harapkan peran Himbara akan bisa semakin dirasakan dan menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional melalui pemberdayaan dari berbagai segmen serta memberikan dampak positif bagi seluruh stakeholders dan utamanya kepada masyarakat Indonesia,” pungkas Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari