KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) mengungkap target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sepanjang tahun 2024 yang ditargetkan berada di angka 19,49% belum bisa tercapai. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi mengatakan hingga Desember 2024, prediksi bauran energi hanya berada di angka 14,1%. "Bauran (EBT) itu prognosnya sekitar 14,1%. Sekarang ini (di angka) 13,9% yang sudah dilaporkan kepada saya," ungkap Eniya saat ditemui di kantor ESDM, Jakarta, Selasa (17/12). Menurut Eniya, pertambahan bauran hingga akhir tahun akan disokong oleh tiga proyek pembangkit EBT di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Baca Juga: Prabowo Minta Arus Lalu Lintas Saat Natal dan Tahun Baru Dipastikan Lancar Dua diantaranya yang sudah pada tahap Commercial Operation Date (COD) yaitu PLTP Ijen miliki PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dan PLTP Salak Binary milik Star Energy Group Holding Pte Ltd (STAR) sementara satu proyek yang masih dalam tahap Sertifikat Laik Operasi (SLO) yaitu PLTP Sorik Marapi milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). "Kalau Salak Binary 15 megawatt (MW), Ijen 35 MW, Sorik Marapi 45 MW, jadi total 91 MW. Dengan 50 MW sudah COD dan yang SLO 41 MW itu tinggal tunggu amdal," jelas Eniya. Dalam kesempatan yang sama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan saat ini Indonesia baru menggunakan 0,3% potensi EBT. "Kalau kita lihat dari energi baru dan terbarukan secara keseluruhan potensi yang baru bisa kita manfaatkan baru 0,3%," ungkapnya. Adapun dengan kekosongan sekitar 5%, Yuliot mengatakan Kementerian ESDM akan meninjau ulang capaian bauran EBT untuk mencapai target ke depannya. “Kami berusaha untuk bagaimana meningkatkan bauran energi. Ya mungkin pada 2024 ini, kami mencoba me-review kembali. Dari posisi yang ada, yang kita akan carry over-kan untuk mencapai target energi baru dan terbarukan sesuai dengan potensi yang kita miliki,” kata Yuliot. Asal tahu saja, sebelumnya pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan bauran energi nasional sebesar 19,49% pada tahun 2024 dan target di tahun 2025 mencapai 23%. Dengan kekurangan itu, Yuliot bilang target tahun depan juga akan berubah sesuai dengan target yang berhasil dicapai hingga akhir tahun ini. "Kita akan lakukan review, tentu capaian tahun ini berapa maksimalnya, kalau ini (akhir tahun) bisa menjadi 16%, berarti untuk tahun depan kan kita akan mulai di angka 16%. Jadi ini kita lagi didetailkan untuk percepatan bagaimana bauran energi bisa tercapai," tutupnya. Baca Juga: Keberlanjutan Program Gas Murah antara Insentif Industri dan Beban Ekonomi
Meleset, Target Bauran Energi 2024 Hanya Sentuh 14,1 Persen
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) mengungkap target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sepanjang tahun 2024 yang ditargetkan berada di angka 19,49% belum bisa tercapai. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi mengatakan hingga Desember 2024, prediksi bauran energi hanya berada di angka 14,1%. "Bauran (EBT) itu prognosnya sekitar 14,1%. Sekarang ini (di angka) 13,9% yang sudah dilaporkan kepada saya," ungkap Eniya saat ditemui di kantor ESDM, Jakarta, Selasa (17/12). Menurut Eniya, pertambahan bauran hingga akhir tahun akan disokong oleh tiga proyek pembangkit EBT di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Baca Juga: Prabowo Minta Arus Lalu Lintas Saat Natal dan Tahun Baru Dipastikan Lancar Dua diantaranya yang sudah pada tahap Commercial Operation Date (COD) yaitu PLTP Ijen miliki PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dan PLTP Salak Binary milik Star Energy Group Holding Pte Ltd (STAR) sementara satu proyek yang masih dalam tahap Sertifikat Laik Operasi (SLO) yaitu PLTP Sorik Marapi milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). "Kalau Salak Binary 15 megawatt (MW), Ijen 35 MW, Sorik Marapi 45 MW, jadi total 91 MW. Dengan 50 MW sudah COD dan yang SLO 41 MW itu tinggal tunggu amdal," jelas Eniya. Dalam kesempatan yang sama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan saat ini Indonesia baru menggunakan 0,3% potensi EBT. "Kalau kita lihat dari energi baru dan terbarukan secara keseluruhan potensi yang baru bisa kita manfaatkan baru 0,3%," ungkapnya. Adapun dengan kekosongan sekitar 5%, Yuliot mengatakan Kementerian ESDM akan meninjau ulang capaian bauran EBT untuk mencapai target ke depannya. “Kami berusaha untuk bagaimana meningkatkan bauran energi. Ya mungkin pada 2024 ini, kami mencoba me-review kembali. Dari posisi yang ada, yang kita akan carry over-kan untuk mencapai target energi baru dan terbarukan sesuai dengan potensi yang kita miliki,” kata Yuliot. Asal tahu saja, sebelumnya pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan bauran energi nasional sebesar 19,49% pada tahun 2024 dan target di tahun 2025 mencapai 23%. Dengan kekurangan itu, Yuliot bilang target tahun depan juga akan berubah sesuai dengan target yang berhasil dicapai hingga akhir tahun ini. "Kita akan lakukan review, tentu capaian tahun ini berapa maksimalnya, kalau ini (akhir tahun) bisa menjadi 16%, berarti untuk tahun depan kan kita akan mulai di angka 16%. Jadi ini kita lagi didetailkan untuk percepatan bagaimana bauran energi bisa tercapai," tutupnya. Baca Juga: Keberlanjutan Program Gas Murah antara Insentif Industri dan Beban Ekonomi
TAG: