Melihat dari dekat sentra pembuatan kopi Lintong (bagian 3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kopi lintong sudah dikenal di pasar mancanegara. Ketenaran kopi itu tak lepas dari pemberian sertifikat Indikasi Geografis dari Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemkumham). Sertifikat tersebut  membuat nama kopi lintong sepadan dengan jenis kopi khas Nusantara lainnya.

Bekal  tersebut tidak disia-siakan oleh para pebisnis kopi di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara tempat area perkebunan kopi Lintong dan hasil olahannya. Mereka mencoba mengembangkan lokasi sentra kopi lintong sebagai tujuan wisata. Apalagi lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata prioritas Indonesia yakni Danau Toba.

Salah satu pebisnis kopi yakni Gani Silaban yang juga pendiri KSU-POM Humbang, misalnya, mulai merambah bisnis wisata di daerah tersebut. Ia tak sekadar bertanam dan meracik kopi lintong, melainkan juga membuat paket wisata kopi dari hulu ke hilir.


Baca Juga: Mengelola hutan dan menciptakan peluang bagi waga Papua

Ia, misalnya, menawarkan paket wisata agrowisata kopi lintong hingga menyediakan tempat tinggal di rumah penduduk setempat atawa homestay.  "Semuanya disediakan oleh anggota KSU-POM Humbang. Kalau pendatang mau belajar kopi dan tinggal di sini," katanya kepada KONTAN.

Sasaran program ini tak cuma untuk menarik minat turis asing, melainkan  juga membidik wisatawan domestik. Rupanya, respon pasar lokal terhadap kopi lintong terbilang positif. Alhasil,  makin banyak pencinta kopi lokal yang berdatangan ke daerah asal kopi lintong.

Selain itu, para petani di sana juga memanfaatkan teknologi digital alias online untuk mempromosikan dan memasarkan kopi lintong. Gani, misalnya,  memanfaatkan aplikasi digital dari Amazon untuk menjangkau pasar luar negeri. Sedangkan jaringan media sosial Instagram digunakan untuk menjangkau pasar lokal. "Di Instagram cukup aktif," tuturnya.

Upaya ini membuahkan hasil. Kini, kopi lintong terkenal di dalam negeri serta   dikenal luas di pasar luar negeri. Mereka menikmati pesanan mulai dari Jepang, Amerika hingga beberapa negara di Eropa.

Baca Juga: Mengupas legenda kacang Sihobuk (bagian 1)

Selain pemasaran secara online, produk kopi para petani di sana juga sudah dipasarkan oleh beberapa mitra distributor. Kini produk kopi lintong sudah mejeng di Bandara Silangit dan Dolok Sanggul. Tak lupa ragam aksesori dengan menonjolkan kekhasan kopi lintong juga dijajakan. Mulai dari kaos, ikat kepala dan cenderamata lainnya.

Aroma harum bisnis kopi lintong juga dirasakan Manat Samosir. Bersama Gapoktan Mutiara Kasih, perkumpulan petani kopi lintong lainnya, ia mengembangkan varian rasa dari bahan baku kopi lintong. Sebut saja kopi dengan label Jenama, Humbang Hasundutan, Dolok Sanggul serta Si Talbak.

Tak mau kalah dengan Gani, Manat juga agresif memasarkan produk kopi kelompok taninya. Entah itu   melalui jalur online maupun offline. Ia juga membuat kemasan kopi khas untuk menarik minat pembeli.

Kini, Manat sudah menggandeng 600 petani dalam kelompoknya. Ia menargetkan bisa menggandeng ribuan petani kopi lainnya. Tujuannya, bersama Gani untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi di sana.  

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon