KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (
HRUM) semakin serius menekuni bisnis nikel, baik melalui akuisisi perusahaan nikel maupun pendanaan proyek pembangunan pabrik pengolahan alias smelter. Teranyar, pada Selasa (17/10), HRUM memberikan pendanaan kepada entitas anak usahanya sebesar US$ 300 juta. Pinjaman ini diberikan kepada anak usaha HRUM yakni PT Harum Nickel Perkasa. Selanjutnya Harum Nickel Perkasa memberikan pendanaan kepada PT Tanito Harum Nickel. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai investasi entitas anak HRUM dalam PT Blue Sparking Energy, Perusahaan di bidang pengolahan dan pemurnian nikel.
Blue Sparking Energy sedang mengembangkan suatu proyek
high-pressure acid leaching (HPAL) yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park di Kabupaten Halmahera Tengah. Proyek tersebut dirancang untuk memproduksi
nickel-cobalt hydroxide intermediate product (MHP – Mixed Hydroxide Precipitate) dengan kapasitas terpasang tahunan sekitar 67.000 ton (±10%) setara nikel dan sekitar 7.500 ton (±10%) kobalt, termasuk dengan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya
Baca Juga: Danai Smelter Nikel, Harum Energy (HRUM) Kucurkan Pinjaman US$ 300 Juta ke Anak Usaha Ekspansi juga dilakukan HRUM melalui akuisisi. Pada Selasa (26/9), HRUM membeli 799.999 lembar saham Infei Metal Industry (IMI) dari Central Halmahera Holding Pte Ltd melalui PT Tanito Harum Nickel. Jumlah ini mewakili 50,99% dari saham IMI. Sementara itu, anak usaha HRUM lainnya yakni PT Harum Nickel Perkasa (HNP) membeli 1 lembar saham IMI atau setara 0,001%. Nilai transaksi jual beli saham ini sebesar US$ 70,38 juta. Sebanyak 99,95% saham PT Harum Nickel Perkasa dimiliki HRUM. Sementara 60% saham Tanito Harum Nickel dikuasai Harum Nickel Perkasa dan sisanya sebanyak 39,58% dimiliki oleh HRUM. Dengan pembelian ini, maka HRUM menjadi pemegang seluruh saham IMI. Rinciannya, kepemilikan Tanito Harum Nickel naik dari semula 49% menjadi 99,999% sementara Harum Nickel Perkasa menjadi pemegang saham baru dengan porsi 0,001%. IMI adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian dan pengolahan nikel. IMI memiliki dan mengoperasikan pabrik pengolahan alias smelter nikel di Indonesia Weda Bay Industrial, Maluku Utara. IMI memiliki kapasitas 28.000 ton dan telah beroperasi secara komersial sejak April 2022. Sepanjang 2022, IMI membukukan pendapatan sebesar US$ 427,30 juta dengan laba bersih mencapai US$ 59,02 juta.
Baca Juga: Emiten Ramai Lakukan Akuisisi, Begini Kata Analis Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara mengatakan, setelah akuisisi saham tambahan IMI, HRUM akan terus menjajaki peluang untuk meningkatkan produksi nikel HRUM secara keseluruhan, baik melalui peningkatan kepemilikan saham di proyek-proyek yang sudah ada maupun investasi di proyek baru.
“Di samping itu, HRUM juga akan berupaya untuk melakukan diversifikasi produk nikel yang dihasilkannya dari proyek-proyeknya sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan perkembangan pasar ke depannya,” terang Ray kepada Kontan.co.id, Senin (16/10) Dari segi keuangan, dengan diselesaikannya pembelian saham IMI oleh Harum Nickel Perkasa dan Tanito Harum Nickel, terhitung sejak Selasa (26/9), laporan keuangan IMI, baik neraca dan laporan laba rugi sebagai entitas anak akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan HRUM selaku induk perusahaan. Dengan demikian, laporan keuangan konsolidasian HRUM diharapkan akan lebih mencerminkan kinerja keuangan IMI, baik akibat meningkatkan kepemilikan saham HRUM terhadap IMI melalui Tanito Harum Nickel maupun dari hasil kinerja keuangan IMI. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati