JAKARTA. Siapa yang tak kenal singkong. Salah satu jenis umbi-umbian ini memang dapat dikreasikan menjadi banyak penganan lezat. Sebut saja singkong goreng, getuk, combro, misro dan banyak lagi lainnya. Dilatarbelakangi hal inilah, seorang pengusaha muda berhasil mengembangkan singkong menjadi hidangan nikmat lainnya. Antonius Dendron, namanya. Dari upayanya itu, ia mampu mengembangkan bisnis singkongnya di hampir seluruh kota di Indonesia.Pemuda asal Jogjakarta ini kemudian merintis usaha makanan dengan menyandang merek Tela-Tela 77. Anton mengaku, kiprahnya di bisnis makanan singkong ini dikarenakan terinspirasi dari beberapa temannya yang sudah berkecimpung lebih dulu di bisnis ini. Merek dagang yang digunakannya sekarang juga hampir mirip dengan merek sang teman. Namun, karena sudah kenal akrab, hal itu bukan menjadi masalah.Anton lantas bercerita, bisnis singkong modern tersebut ia lakoni sejak 2005 yang lalu. Pada mulanya, ia menilai, tukang gorengan yang menjajakan singkong di pinggiran jalan-jalan Jogjakarta teramat tidak kreatif. Maklum saja, bentuk dan rasa singkong goreng jualan mereka tidak berubah sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Melihat Peluang Cerah di Bisnis Singkong Renyah
JAKARTA. Siapa yang tak kenal singkong. Salah satu jenis umbi-umbian ini memang dapat dikreasikan menjadi banyak penganan lezat. Sebut saja singkong goreng, getuk, combro, misro dan banyak lagi lainnya. Dilatarbelakangi hal inilah, seorang pengusaha muda berhasil mengembangkan singkong menjadi hidangan nikmat lainnya. Antonius Dendron, namanya. Dari upayanya itu, ia mampu mengembangkan bisnis singkongnya di hampir seluruh kota di Indonesia.Pemuda asal Jogjakarta ini kemudian merintis usaha makanan dengan menyandang merek Tela-Tela 77. Anton mengaku, kiprahnya di bisnis makanan singkong ini dikarenakan terinspirasi dari beberapa temannya yang sudah berkecimpung lebih dulu di bisnis ini. Merek dagang yang digunakannya sekarang juga hampir mirip dengan merek sang teman. Namun, karena sudah kenal akrab, hal itu bukan menjadi masalah.Anton lantas bercerita, bisnis singkong modern tersebut ia lakoni sejak 2005 yang lalu. Pada mulanya, ia menilai, tukang gorengan yang menjajakan singkong di pinggiran jalan-jalan Jogjakarta teramat tidak kreatif. Maklum saja, bentuk dan rasa singkong goreng jualan mereka tidak berubah sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.