Melihat Prospek Bitcoin di Tengah Tren Penurunan di Bulan September



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setiap bulan September, harga Bitcoin biasanya mengalami penurunan, sebuah tren historis yang telah berulang dari tahun ke tahun. Namun, tahun ini terdapat optimisme bahwa Bitcoin mungkin bisa melampaui ekspektasi dan mematahkan tren negatif tersebut.

Saat ini, Bitcoin berada dalam fase bearish dengan harga di kisaran US$ 55.000. 

Menurut Julio Moreno, Kepala Penelitian CryptoQuant, ada potensi koreksi lebih dalam jika harga Bitcoin jatuh di bawah level kritis US$56.000. Koreksi ini dapat menjadi peluang strategis bagi investor yang ingin masuk ke pasar dengan harga yang lebih rendah.


Baca Juga: Jelang Rapat FOMC, Simak Proyeksi Pergerakan Harga Kripto

Meskipun September sering kali menjadi bulan yang penuh tekanan bagi Bitcoin, kondisi pasar tahun ini memberikan harapan baru. Peningkatan aktivitas dari investor besar dan tren data on-chain yang positif mengindikasikan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk mematahkan pola penurunan yang biasanya terjadi. 

Selain itu, rencana pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS dapat menjadi faktor eksternal yang mendorong momentum positif bagi pasar kripto.

CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan bahwa kondisi pasar saat ini menciptakan peluang menarik bagi investor untuk mengakumulasi Bitcoin. 

Ia menegaskan bahwa kondisi saat ini berbeda dengan periode sebelumnya, terutama dengan meningkatnya keyakinan para pelaku pasar terhadap prospek masa depan Bitcoin. 

Baca Juga: Pergerakan Harga Kripto Diprediksi Naik Terbatas Setelah Nanti The Fed Pangkas Bunga

Oscar juga menyebutkan bahwa siklus pasar bearish kali ini mungkin bersifat sementara, mengingat dinamika pasar kripto yang cenderung pulih setelah fase penurunan.

Meskipun volatilitas adalah bagian tak terpisahkan dari pasar kripto, Oscar menilai fluktuasi harga dapat menjadi peluang bagi investor yang memahami cara memanfaatkan kondisi pasar. 

"Kami mendorong para investor untuk tetap tenang dan mengambil pendekatan strategis dalam berinvestasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/9).

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan agar tidak terpengaruh oleh emosi jangka pendek, mengingat potensi pertumbuhan jangka panjang dari adopsi Bitcoin dan teknologi blockchain.

Baca Juga: Value Investor Ini Rekomendasikan 4 Saham yang Kurang Diperhatikan Tapi Layak Dibeli

Sebagai penutup, Oscar menyarankan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) sebagai pendekatan yang lebih aman dalam berinvestasi. Dengan berinvestasi secara rutin dalam jumlah tetap, tanpa mempedulikan fluktuasi harga, investor diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari dampak emosional dari pergerakan pasar yang drastis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli