Melihat prospek saham yang diburu investor asing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatatkan penguatan sepanjang pekan ini. Bahkan, kini indeks saham dalam negeri ini kembali mendekati level psikologis 6.000.

Penguatan IHSG tersebut juga didukung kembali masuknya dana asing ke bursa saham. Selama empat hari terakhir perdagangan pekan ini, investor asing terus mencatatkan beli bersih.

Pada perdagangan Jumat (13/7), investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 461,10 miliar. Bila dihitung dalam empat hari terakhir, posisi beli bersih asing mencapai Rp 1,16 triliun.


Ada beberapa saham yang kerap menjadi buruan investor asing selama beberapa hari terakhir. Menurut data RTI, pada perdagangan akhir pekan ini, tiga besar saham yang diburu asing adalah saham Bank Central Asia (BBCA), Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Indah Kiat Pulp & Paper (INKP).

Kemarin, nilai beli bersih asing di BBCA mencapai Rp 231,35 miliar. Sementara beli bersih asing di TLKM dan INKP masing-masing sebesar Rp 107,64 miliar dan Rp 37,94 miliar.

Sekadar informasi saja, ketiga saham tersebut merupakan saham yang memang paling banyak diburu investor asing sepekan terakhir. Bahkan, saham TLKM sempat beberapa kali menjadi saham buruan nomor satu asing.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai saham TLKM jadi buruan asing belakangan ini lantaran harganya sudah masih area bottom. "Harga sudah di level bottom dan potensi kenaikan harganya tinggi," papar dia, kemarin.

Selain ketiga saham tadi, ada beberapa saham lain yang rutin masuk radar investor asing. Di antaranya adalah saham ASII, RALS, BBTN, PWON, PGAS, PTBA dan ANTM. "PTBA dan ANTM jadi buruan tidak terlepas dari penandatangan akuisisi Freeport," kata William.

Ia menilai beberapa saham buruan asing tersebut masih layak masuk portofolio investasi. Investor yang belum masuk masih belum terlambat untuk ikut membeli saham-saham tersebut.

William antara lain merekomendasikan saham PTBA. "Ini saham yang paling menarik, dengan outlook yang positif," terang dia. PTBA juga masih mendapat sentimen positif dari harga batubara internasional yang masih tinggi.

Sementara untuk saham ANTM, William merekomendasikan, investor sebaiknya wait and see lebih dulu. Pertimbangannya, saat ini kurs dollar Amerika Serikat (AS) masih tinggi dan menekan harga emas. Ini akan mempengaruhi kinerja ANTM.

William juga merekomendasikan saham RALS. Alasannya, target penjualan perseroan ini sudah tercapai 50% sesuai harapan. "Apalagi utangnya masih rendah, kas kuat dan prospek bisnis cerah," imbuh William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi