Melihat prospek sektor infrastruktur di akhir tahun setelah jadi jawara di November



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sepanjang November 2020 berjalan hingga Jumat (27/11) indeks saham infrastruktur menjadi sektor yang mengalami penguatan paling tinggi yakni mencapai 22,74%. 

Disusul oleh indeks industri dasar yang menguat 17,14% dan tambang yang menguat 17,03%.

Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, mengatakan, penguatan pada sektor infrastruktur ini masih akan berlanjut hingga Desember 2020 meski tidak terlalu signifikan seperti bulan ini, terutama karena kenaikannya sudah cukup tinggi. Dus, dia memprediksi sektor ini tak akan lagi menjadi jawara di bulan depan. 


Penguatan indeks sektor infrastruktur dikarenakan mayoritas saham yang ada didalamnya rata-rata menguat signifikan, terutama penguatan TLKM dalam bulan ini yg menguat hingga sekitar 32%. Terutama investor asing terus melakukan net buy pada TLKM sebesar Rp 2,1 triliun di bulan ini.

Baca Juga: Kembangkan Startup di Indonesia, MDI Ventures dan Finch Capital Luncurkan Arise Fund

TLKM memiliki bobot paling besar di sektor infrastruktur yaitu sebesar 4,68%, sedangkan yang lain seperti TOWR, TBIG, TCPI, JSMR, dan PGAS masing-masing masih di bawah 1%. 

Sukarno memprediksi bulan depan yang berpotensi menjadi jawara yaitu antara sektor agrikultur atau sektor industri dasar. 

"Karena secara history rata-rata 15 tahun terakhir kedua sektor itu kenaikannya cukup tinggi. Ditambah lagi sektor agrikultur mendapat sentimen positif karena India melakukan pemangkasan bea impor minyak sawit mentah sebesar 10%," imbuh Sukarno, Jumat (27/11).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama, menjelaskan, penguatan pada indeks saham infrastruktur masih akan berlanjut pada Desember 2020 selama tren bullish dari IHSG dan sektor infrastruktur masih terjaga. 

"Sektor infrastruktur khususnya telekomunikasi dinilai memiliki prospek yang cukup baik dalam jangka panjang. Saat ini masyarakat cukup terintegrasi dengan perkembangan teknologi yang menjadi satu peluang bagi sektor telekomunikasi sebagai penyedia jaringan untuk dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja," jelas Okie, Jumat (28/11). 

Baca Juga: IHSG diproyeksi lanjutkan penguatan pekan depan, ini faktor pemicunya

Okie juga memprediksi indeks sektor tambang juga masih akan melanjutkan penguatan di bulan depan. Sektor tambang mendapat katalis dari pembatasan impor batubara dari Australia ke China yang memberikan peluang Indonesia sebagai pemain eksportir ke negara tersebut dapat meningkat. 

"Selain itu membaiknya harga komoditas dinilai menjadi trigger penguatan dari saham - saham pertambangan," jelasnya. 

Sukarno menjelaskan, indeks sektor batubara juga berhasil mencatatkan penguatan sejak awal tahun, di saat sektor lain masih merah. Sektor tambang tercatat menguat 8,32% year to date (ytd) pada Jumat (27/11). Penguatan ini diprediksi akan berlanjut hingga Desember 2020. 

"Karena sentimen memasuki musim dingin jadi pemicu permintaannya meningkat. Ditambah lagi sentimen datang dari China yang sudah menandatangani kontrak pembelian batubara Indonesia sebesar 200 juta ton untuk tahun depan," jelasnya. 

Baca Juga: IHSG menguat 3,8% dalam sepekan, ini saham-saham yang banyak dikoleksi asing

Dari pertimbangan di atas, Okie merekomendasikan beli untuk saham TLKM dan EXCL dengan target harga masing-masing Rp 3.700 dan Rp 2.659. Dia juga merekomendasikan hold untuk saham ADRO Rp 1.260 dan PTBA Rp 2.290. 

Sementara itu, Sukarno merekomendasikan beli jangka panjang ataupun trading saham-saham yang ada di LQ45. Untuk trading dapat dilakukan masa pegang minimal tiga bulan. Sukarno mengatakan saham-saham di LQ45 memiliki potensi kenaikan minimal 10% hingga 30% sampai tahun depan.

Selanjutnya: Melihat sentimen pendorong IHSG dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli