KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau obligasi global atau global bond masih menjadi instrumen alternatif bagi para investor, tantangan penerbitan instrumen ini cukup berat di tengah berbagai sentimen negatif berskala global. Seperti yang diketahui, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menerbitkan obligasi global pada bulan ini dalam dua mata uang, yaitu US$ 1 miliar dan € 500 juta. Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) belum lama ini menunda penerbitan obligasi global senilai lebih dari US$ 2 miliar. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia, Fikri C. Permana mengatakan, sebenarnya ketika depresiasi rupiah kerap terjadi belakangan ini, penerbitan obligasi global dapat menjadi opsi alternatif bagi perusahaan yang ingin memperoleh pendanaan dalam jumlah besar. Sebab, perusahaan bisa memperoleh keuntungan optimal dari konversi dana dari dollar AS ke rupiah, dengan catatan obligasi tersebut laris manis ketika ditawarkan kepada investor di luar negeri.
Melihat tantangan penerbitan obligasi global di tengah ketidakpastian pasar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau obligasi global atau global bond masih menjadi instrumen alternatif bagi para investor, tantangan penerbitan instrumen ini cukup berat di tengah berbagai sentimen negatif berskala global. Seperti yang diketahui, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menerbitkan obligasi global pada bulan ini dalam dua mata uang, yaitu US$ 1 miliar dan € 500 juta. Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) belum lama ini menunda penerbitan obligasi global senilai lebih dari US$ 2 miliar. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia, Fikri C. Permana mengatakan, sebenarnya ketika depresiasi rupiah kerap terjadi belakangan ini, penerbitan obligasi global dapat menjadi opsi alternatif bagi perusahaan yang ingin memperoleh pendanaan dalam jumlah besar. Sebab, perusahaan bisa memperoleh keuntungan optimal dari konversi dana dari dollar AS ke rupiah, dengan catatan obligasi tersebut laris manis ketika ditawarkan kepada investor di luar negeri.