Melimpahnya pasokan AS hantui harga Minyak



JAKARTA. Harga minyak memang sedang dalam tren naik lantaran dipicu sentimen memanasnya konflik Timur Tengah. Namun, membludaknya pasokan minyak bisa menahan laju penguatan harga.

Mengacu data Bloomberg, Kamis (26/3) pukul 17.30 WIB harga minyak West Texas intermediate (WTI), pengiriman Mei 2015 di bursa New York naik 3,98% menjadi US$ 51,17 per barel. Dalam sepekan harga melesat 12,39%

Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat kemarin baru saja melaporkan data persedian minyak mingguan AS yang berakhir 20 maret. Secara mengejutkan persediaan minyak AS ternyata naik 8,2 juta barel, melesat dari perkiraan sekitar 5 juta barel.


Nizar Hilmy, Analis PT Soe Gee Futures menilai data tersebut merupakan bukti bahwa pasar tengah mengalami kelebihan pasokan. “Kenaikan harga akan dihantui masalah kelebihan pasokan,” kata Nizar

Nizar memprediksi kalaupun konflik timur tengah akan berkepanjangan dan meluas peluang harga minyak untuk terkoreksi tetap terbuka. “Pasar nanti akan menilai apakah harga yang terus naik masih cocok dengan kondisi yang kelebihan pasokan,” kata dia.

Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures menambahkan adapun laju kenaikan harga minyak terbatas atau hanya selama konflik timur tengah tengah memanas saja. “Ketika konflik ini berakhir perhatian pasar akan kembali pada masalah supply and demand yang mengindikasikan penurunan harga,” kata dia.

Secara teknikal Faisyal memaparkan, harga berada di antara moving average (MA) 50 dan MA 100. Stochastic di area 90 menunjukkan overbought. Relative strength index (RSI) 78. Sementara moving average convergence divergence (MACD) minus 0,0441.

Soal harga Faisyal memprediksi harga minyak hari ini akan bergerak di support US$ 49,90 – US$ 48,40 per barel, resistance US$ 53,10 – US$ 54,90 per barel. Untuk sepekan harga ada kisaran US$ 48,00 – US$ 54,00 per barel.

Sedangkan Nizar memprediksi harga minyak hari ini akan bergerak di kisaran US$ 50,00 – US$ 53,00 per barel. Untuk sepekan harga ada kisaran US$ 49,00 – US$ 54,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto